Sampai usia berapakah kita diizinkan hidup di dunia, memanglah  masih rahasia, sehingga mempersiapkan hunian yang menyenangkan bagi lansia bukanlah hal yang mengada-ada. Persiapan menghadapi masa pensiun, persiapan menghadapi masa tua dengan bahagia  tanpa harus tinggal di panti jompo, tentu lebih membuat bersemangat dalam mempersiapkannya, bukan?
Sejak masa kanak-kanak, kita sudah harus bersekolah ke Taman Kanak-Kanak, berlanjut ke Sekolah Dasar, kemudian menuju Sekolah Menengah Atas, masih dilanjutkan dengan ke Perguruan Tinggi sebelum akhirnya bekerja dan berkeluarga. Sejak saat itu, kita sudah seolah berpacu dengan waktu, kecuali pada masa libur, pada masa cuti, itu pun tidak panjang.
Maka, tatkala membayangkan menghadapi masa pensiun tanpa lagi ada batasan waktu, karena kita pun belum tahu sepanjang apakah waktu itu?  Setara dengan waktu yang kita gunakan untuk bersekolah kemudian bekerjakah? Ataukah hanya lima, sepuluh, bahkan satu bulan dua bulan pascapensiun langsung dipanggil Tuhan? Memang tidak ada yang tahu. Oleh karena itu, mempersiapkan  yang indah-indah dalam mengisi waktu 24 jam, tentunya akan menjadi waktu luang sangat panjang jika tanpa kesibukan dalam pekerjaan, masih lebih baik daripada tidak mempersiapkan sesuatu pun.
Bagi sebagian orang, pensiun merupakan  "hadiah" setelah puluhan tahun bekerja. Begitu tiba masa pensiun, itulah waktu yang ditunggu-tunggu, waktu yang tepat untuk bersantai, bereksplorasi, bersenang-senang, karena telah terbebas dari tekanan pekerjaan.Akan tetapi, ada pula yang menyambutnya dengan pesismis, merasa cemas bakal tertimpa aneka penyakit sehubungan dengan kondisi kesehatan yang kian merosot, serta produktivitas yang kian menurun.
Pensiun merupakan sebuah masa yang pasti akan tiba untuk semua karyawan dari berbagai latar belakang pekerjaan maupun pendidikan. Pada umumnya, organisasi menetapkan usia pensiun  sehingga masa pensiun adalah sebuah perubahan yang dapat diprediksi dari sisi waktu.
Akan tetapi, kebanyakan dalam cara memandang kehadiran masa tersebut masih beragam, pada umumnya pun tidak selalu positif, sehingga seringkali terjadi kekurangharmonisan dalam mengarungi masa itu. Masa-masa yang seharusnya dapat dijalani dengan indah dan nikmat tersebut, asalkan tidak terbelit masalah yang berkaitan dengan post power syndrome, inferior, dan masalah psikologis lainnya.
Untuk menghadapi pensiun, sebaiknya perlu mengubah cara pandang dengan mempersiapkan aspek psikologis maupun fisik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa 'Kesiapan memanfaatkan kesempatan' merupakan elemen mendasar menjelang masa pensiun nantinya.
Persiapan yang indah-indah apa saja misalnya? Mendata hobi yang dulu seakan terbengkalai karena kesibukan pekerjaan, misalnya hobi menulis, melukis, berkebun, yang dapat dilakukan di taman yang telah didesain seperti tersebut di atas. Lahan yang didesain serba guna, selain untuk menyibukkan diri dengan hobi, berolah raga, juga dapat digunakan sebagai sarana bertemu, berkumpul, bersilaturahim dengan orang-orang terdekat, sebagai penebus kegiatan masa lalu yang tidak selalu dapat terlaksana akibat kesibukan dalam pekerjaan.
Akhirnya, masa pensiun memang harus dipersiapkan sebaik-baiknya dengan cara pandang yang positif agar awet sehat dan lebih lama dalam menjalani masa pensiun tersebut. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H