Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dalam Selubung Kabut (26)

9 Agustus 2020   11:18 Diperbarui: 9 Agustus 2020   11:13 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                "Tania mengapa melibatkan diri terlalu jauh pada masalah Ade?"

                "Mungkin tanpa kesengajaan. Ade bercerita dan ia mencoba menengahi."

                "Itu kan ulahnya sendiri. Mana mungkin ada gadis berani baper tanpa pancing-pancing dari ulah Ade,"sahut ayah Boy sambil meneguk air hangat dari gelas.

                "Itu kan cewek zamanku. Zaman sudah berubah. Kita mana paham ulah anak muda zaman sekarang? Jangan sampai terdengar Boy, ia bisa makin kesal. Anak itu memang pendiam, tapi lihat kalau sedang kesal, menjengkelkan, bukan? Gara-gara menerima informasi gelap dengan foto-foto. Padahal tidak menunjukkan keintiman antara Ade dan Tania, hanya makan berdua di kantin kampus. Ia sudah mencoba mendiamkan isterinya dengan pulang kemari. Jangan-jangan ia nggak mau pulang?" ibunya menoleh ke ruang tengah, ke tempat Boy yang sedang duduk di karpet di depan TV.

                "Ingatkan agar pulang lalu menanyai isterinya secara baik-baik, menegurnya dengan baik-baik pula jika dirasa ulah Tania sudah membuatnya kesal. Jangan biarkan ia tidak pulang."

                Ibunya pun mendekat dan mendapati Boy sibuk membuka-buka media sosial, sehingga buku-bukunya tidak disentuh, masih tersusun rapi di atas tasnya seperti sebelum ibunya beranjak menuju meja makan.

                "Buku itu mengapa tidak segera dibaca?"

                Boy tidak segera menjawab. Jemarinya sibuk mencari-cari kenalan di media sosial. Ibunya yang memerhatikan ekspresi anak lelakinya, perasaannya menjadi tidak nyaman.

                "Kamu mengikuti jejak Ade?" spontan ibunya melontarkan pertanyaan yang membuat Boy agak terkejut.

                "iya."jawabnya tanpa mengangkat wajah dari gawainya.

                "Kamu ini gimana sih, Boy?"ibunya gusar,"Bagaimana kalau cewek-cewek yang Kauajak kenalan itu kebaperan? Kamu kesal pada Ade yang terbelit masalah tiada akhir gegara cewek kebaperan, karena untuk terlepas dari masalah itu ia melibatkan Tania, kini Kamu malah ikutan," ibunya berkata-kata secara beruntun seolah menahan napas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun