Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dalam Selubung Kabut (16)

23 Juli 2020   16:14 Diperbarui: 23 Juli 2020   16:07 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumsel.tribunnews.com

     "Itu kan seharusnya. Tapi Tania lain."

     "Kasihan. Ia tengah terjangkiti karakter bawaan dan tak sanggup menepisnya."

     "Karakter bawaan yang mana?"

     "Kalau untuk pamer pada kita bahwa ia sanggup menaklukkan Ade, apa perlunya?"

     "Betul. Apa perlunya? Toh selama ini kita bersikap masa bodoh. Kita hanya mengamati dengan saksama kelakuannya, tanpa sedikitpun menggodanya, mengkritiknya, maupun mengomentarinya."

     "Betul, kita mahir berperan sebagai pengamat ulah Ade dan Tania, ternyata."

     "Pengamat dan peneliti jeli. Apalagi?"

     "Sudahlah, kita lihat saja bagaimana akhirnya."

     Tania sekali lagi melirik ke arah suaminya. Ia bukannya tidak mau mendengar bisikan hati nuraninya, bahwa ia dan Ade tengah menjadi bahan amatan teman-temannya. Akan tetapi, ia masa bodoh. Ia yakin suatu saat akan sanggup membuat Ade pun takluk kepadanya seperti yang dilakukan suaminya. Betapa bangga. Seorang manager perusahaan ternama tergila-gila dan memburu  dan seolah tergila-gila kepadanya. Kebanggaan yang sanggup menggantikan kekecewaan dan kekesalannya lantaran dilarang suaminya memenuhi panggilan sebagai PNS.

     Hm...mengapa kekesalan ini masih saja mengendap? Apa yang dicari? Bukankah tanpa bekerja pun suaminya memberi uang belanja lebih dari cukup? Mengapa ia masih kecewa dan kesal kendati menurut? Yang dilirik membisikkan prasangka yang melintasi hatinya walaupun sekilas.

     "Kamu masih kesal karena kularang memenuhi panggilan kerja sebagai PNS?" tiba-tiba pertanyaan tersebut meluncur begitu saja dari bibir Boy. Intuisi berbaur informasi yang sengaja dicari-cari, di luar dugaan telah memunculkan prasangka yang menggerogoti relung-relung hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun