Hellen Fisher (dalam Aditia,2012:83) menggambarkan bahwa rasa kasih sayang yang hadir sebagai perasaan luar biasa dan sangat indah karena attachment, terasakan smooth.Â
Ada perasaan kecanduan yang sama seperti dalam romantic love, namun lebih halus dan bersifat jangka panjang, menjanjikan hubungan cinta yang mapan, memberikan ketenangan, dan kenyamanan.
Bagaimanakah cara mengetahui bahwa kita memiliki keterikatan secara chemistry dengan seseorang? Â Amy Spencer dalam bukunya "Meeting Your Half Orange: An Upbeat Guide to Using Dating Optimism to Find Your Perfect Match" (dalam Panca,2016) mengemukakan:Â
1. Ketika terasakan ada chemistry, tubuh akan memproduksi norepinephrine sebagai syaraf  penghubung. Tiba-tiba canggung dan tidak dapat mengoordinasikan otak dengan gerakan tangan, namun pertanda baik;Â
2. Kita akan mengamati seseorang lebih detail jika ada chemistry, karena ada peningkatan kadar dopamine;Â
3. Ruangan  terasakan lebih terang tatkala kita menatap seseorang yang menumbuhkan chemistry;Â
4. Kita beberapa kali mengelus tangan, menepuk kaki, gelisah;Â
5. Â Adakalnya kita terpaku sampai lupa menyentuh hidangan. Peningkatan kadar dopamine memberikan perasaan ringan, meningkatkan energi, membuat tidak merasa lapar.
Oleh karena itu, perlu juga kita merasakan proses cinta di hati secara alami. Â Semula berawal dari munculnya desir rasa suka namun malu-malu, berlanjut pacaran. Untuk selanjutnya hubungan tidak selalu berjalan mulus.Â
Adakalanya muncul pertengkaran bahkan gangguan pihak ketiga yang memaksa hati harus memilih untuk setia atau tidak? Manakala badai telah sanggup ditepis, dan keinginan untuk terus bersama pun tak surut, berarti tiga tahap menuju chemistry telah terlampaui dengan aman, yaitu lust, romantic love, dan attachment.
Setiap hubungan memang akan melewati banyak pasang surut. Â Satu di antara tanda kita kehilangan chemistry adalah tatkala prioritas telah berubah, misalnya saat kehilangan keinginan mengerjakan sesuatu yang istimewa bersama pasangan. Masing-masing tidak lagi menyampaikan hal-hal yang baik. Kehilangan keinginan memuji pasangan yang bisa menimbulkan kebencian dan pertengkaran, bahkan perdebatan.