6. Cinta intelektual. Cinta dengan berusaha memahami pasangan, misalnya memahami kebiasaannya, Â hobi-hobinya, juga berusaha memahami jalan pikirannya. Dengan mau berkorban memahami pasangan, Â selain pasangan merasa dihargai, tentu juga akan terjadi saling mengerti satu sama lain.
7. Cinta abadi. Manakala kebersamaan telah dijalani dan terasakan ada saling kecocokan, ada perasaan nyaman tanpa kecemasan, dan saling percaya, perjalanan cinta pun tiba pada puncaknya yaitu cinta abadi. Keinginan untuk merencanakan masa depan bersama merupakan gejala akan terjadinya cinta abadi jika hal itu dilakukan tanpa keterpaksaan.
Masih dalam buku yang berjudul tersebut di atas, Hellen Fisher, pakar antropologi membahas cinta ke dalam tiga fase. Fase yang mendasari pemunculan chemistry.Â
Fase-fase tersebut yaitu lust (nafsu), romantic love (percintaan romantis), dan attachment ( kasih sayang). Dalam bukunya why We Love: the nature & romantic love, ia meyakini bahwa ada proses kimiawi yang berbeda-beda dalam setiap fase percintaan.Â
Ada hal yang mengejutkan. Pendapatnya bahwa selain fase cinta tersebut tidak selalu dapat dirasakan secara berurutan, kita pun dapat merasakannya untuk orang yang berbeda-beda dalam waktu yang sama. Waow!!!
Bagaimana sih yang disebut lust? Perasaan yang muncul manakala bersentuhan, misalnya saat saling tersenggol, saat memeluk, tentu ada perasaan berdesir.Â
Perasaan yang bersifat sementara dengan tujuan semata memperoleh kepuasan fisik. Walaupun ada perbedaan karena testosteron lelaki 20 kali lebih banyak daripada perempuan.Â
Pertengkaran kecil sanggup membuat api libido perempuan menjadi padam dan tak lagi bergairah untuk bemesraan. Hal itu berlainan dengan lelaki. Pertengkaran paling seru pun tak selalu membuat gairahnya menjadi surut. Wah...sereem!!!
Jika lust lebih mengarah kepada pemuasan gairah, berlainan dengan love yang lebih bersifat tulus. Walaupun demikian, cinta romantis pun terasakan memabukkan karena yang bekerja bukan hanya libido melainkan juga perasaan, misalnya merasa bahagia bersamanya. Perasaan  yang menimbulkan ketagihan untuk terjalari cinta yang seperti itu selamanya.
Banyak anggapan bahwa fase attachment merupakan fase kemunduran dalam cinta, padahal hilangnya getar-getar cinta yang memabukkan tersebut telah berubah menjadi kasih sayang.Â
Perasaan yang lebih halus dan lebih kompleks. Para pakar berpendapat bahwa setelah hubungan cinta berjalan 18 bulan sampai empat tahun, akan muncul kekebalan dalam tubuh terhadap rangsangan gairah cinta. Semua itu karena perjalanan cinta tengah menuju cinta yang dewasa.