Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tiga Keunikan Gaya Belajar Siswa

26 Juni 2020   15:19 Diperbarui: 26 Juni 2020   15:18 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demikianlah macam-macam gaya belajar siswa. Bukan hal yang mengherankan apabila guru tradisional menghadapi siswa kinestetik cenderung marah lalu menyampaikan teguran bahwa siswa tersebut nakal dan sebagainya. Pola belajar mengajar yang tidak memperhatikan gaya belajar siswa, ada kemungkinan akan mengacaukan ketenangan murid dan guru. Murid merasa trauma dan stress, sedangkan guru pun akn sering marah-marah karena ada murid yang tidak dapat duduk manis dan tenang mendengarkan apa yang dikatakan guru maupun teman lain. Jika demikian, bersekolah bukan menyenangkan melainkan akan menjadi siksaan bagi siswa, bukan?

Sekali lagi, saya layangkan pandang ke arah para siswa yang tengah dilatih mencintai literasi. Mereka diharuskan membaca teks, lalu meringkasnya, segera mengumpulkannya jika sudah selesai. Tiba-tiba terlintas keinginan mencoba cara lain untuk itu, yaitu melatih siswa menggunakan jembatan keledai demi menghapal struktur dan kaidah teks, "Cobalah menulis struktur dan kaidah teks yang Kalian baca saat ini, dengan menggunakan gaya jembatan keledai. Tidak dilarang membentuk kalimat yang kemudian dinyanyikan sambil berjoget atau menambahi susunan kalimat  dengan gambar."

Ternyata sambutan mereka beragam dan semuanya antuasias, bahkan ada yang mengajukan pertanyaan bolehkah saya menggunakan semuanya, Bu? Membuat gambar dan lirik lagu? Tentu saja boleh --Si penanya ada kemungkinan memiliki tipe visual dan auditorial seimbang--, Mereka pun berkelompok kemudian menindaklanjuti tugas tersebut bersama kelompoknya.

Saya melihat daftar peminat di papan tulis. Kebanyakan mereka hanya ingin menulis jembatan keledai menjadi lirik lagu, sedangkan yang ingin menulis lirik lagu dirindaklanjuti dengan cara berjoget, tidak ada. Sejak jam pertama sampai menginjak jam kedua, memang belum terlihat siswa yang keluar masuk kelas. Mereka tenang duduk manis sambil mendiskusikan yang dikerjakan. Ada kemungkinan memang tidak ada tipe kinestetik yang menonjol di kelas tersebut.

Saya pun berkeliling melihat hasil kerja kelompok mereka membuat jembatan keledai dari struktur dan kaidah teks. Ada yang menulis sambil menggambar, ada juga yang memetik gitar sambil menyimak singkatan yang disampaikan teman sekelompoknya. Semua bekerja, semua bersibuk. Ada perasaan terharu di situ. Ada keinginan meneruskan pekerjaan sebagai guru sampai tak lagi sanggup mengajar. Walaupun tugas guru bukanlah tugas yang ringan. Kami bertugas sebagi programmer, pelaksana, sekaligus evaluator. 

Pekerjaan sebagai pogrammer dilaksanakan tatkala kami menulis rencana pembelajaran  untuk setahun, lalu dirinci lagi untuk satu semester beserta strategi  dan soal-soal dengan tipe HOTS maupun MOTS dan LOTS-. Setelah itu sebagai pelaksana program kami pun eksyen di kelas, berlanjut menuju evaluator yang mengevaluasi hasil belajar siswa meliputi aspek afektif (sikap), kognitif (pengetahuan) dan psikomotor (keterampilan).

Dalam hal ini, sekali lagi manajemen waktulah yang kami andalkan untuk menyelesaikan semuanya. Jika tidak, tentu kami kesulitan dalam memberikan perhatian kepada siswa.  Bukankah mereka memiliki gaya belajar berbeda-beda? Gaya belajar yang  harus terwadahi semuanya jika ingin mereka tidak merasa bodoh, karena sebetulnya tidak ada siswa yang bodoh, bukan?

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Sidoarjo, 26 Juni 2020

Bahan Bacaan

Dryden, Gordon dan Jeannette Vos, 1999. The Learning Revolution. Bandung: Kaifa ( diterjemahkan dari The Learning Web, New Zealands)

https://sudarnosaputra.wordpress.com/2014/10/18/mengenali-gaya-belajar-siswa-dan-implementasinya-dalam-pembelajaran/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun