Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Tantrum

14 Juni 2020   16:32 Diperbarui: 14 Juni 2020   16:29 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku tak sanggup mengatakan sejujurnya kepada isteriku agar ia mau mengerjakan pekerjaan rumah untuk memberikan keteladanan kepada Nia, agar Nia pun mau membantunya, bekerja sama dengannya.

Dengan demikian, aku tidak harus membayar orang untuk itu. Dengan demikian, kebutuhan Nia untuk memiliki motor baru segera terpenuhi. Keduanya tahu, tapi seolah tidak mau tahu. Katakan kepadaku, haruskah aku menyendiri lagi seperti dulu? Untuk apa menikah lagi jika ia tidak mencintaiku seperti cintamu kepadaku?

Lelaki itu menelungkupkan wajah di meja. Begitu azan magrib tiba, ia segera mengambil air wudu, mengenakan sarung dan kopiah, mengiringi anak lelakinya yang berjalan di sebelahnya. Keduanya pun menyertai langkah Kirana dan Nia yang berjalan beriringan seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Masyarakat memandang mereka berempat sebagai keluarga bahagia. Kesan bahagia yang ditampilkan sanggup menghadirkan rasa syukur bagi yang tulus, dan menyuburkan kedengkian bagi yang iri. Akan tetapi, kehidupan terus berjalan. Masyarakat tetaplah membutuhkan  keteladanan. 

Semu atau palsu, mana mereka tahu? Akhirnya, yang menemukan kebahagiaan hanyalah mereka yang ikhlas menjalani peran. Peran sebagai pasangan berbahagia, duda, janda, atau lajang dengan segala kelebihan dan keterbatasan amal kebaikannya.

Sidoarjo,  17 Des 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun