Mahasiswa KKN 184 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerja sama dengan kelompok ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) mengadakan kegiatan menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu,8 Agustus bertempat di Agro Wisata Desa Jalaksana Kecamatan Jalaksana, Kuningan. Kemandirian pangan dalam menjaga kesehatan penting untuk dimiliki oleh masyarakat. Salah satunya budidaya TOGA yang mudah dipelihara dan diolah sebagai pertolongan pertama.
Ecih Nursasih perwakilan dari UPTD Ketahanan Pangan dan Pertanian kecamatan Jalaksana memaparkan,bahwa tanaman obat keluarga menjadi pertolongan pertama ketika ada yang sakit. Jadi,tidak harus mengkonsumsi obat-obat kimia bisa memanfaatkan tumbuhan disekitar lingkungan.
"Memang kita perlu menanam obat keluarga,contoh kalau sakit perut atau ada masalah pencernaan bisa mengolah lidah buaya menjadi jus atau direbus dengan gula,"ujar Ecih.
Ecih menambahkan tanaman obat keluarga ini memiliki banyak manfaat dan pengolahannya juga mudah. Diantaranya ada serai bisa dibuat jamu untuk meredakan sakit tenggorokan,Daun mint yang diseduh dengan air panas bisa meredakan batuk.
"Enak gitu kan bikinnya gampang,"tambahnya.
Rokiyah,Kader PKK menuturkan kegiatan TOGA ini memberikan pengetahuan tentang kegiatan bercocok tanam dan cara memanfaatkan pekarangan rumah. Kemudian juga memberikan  motivasi bagi ibu rumah tangga untuk rajin dalam kegiatan bercocok tanam.
"Setidak-tidaknya, tidak beli buat masak sendiri. Bisa ngambil dari pekarangan,"ujar Rokiyah.
Eni Suheni, kader PKK menuturkan senang bisa mengikuti kegiatan TOGA. Ia memiliki keinginan untuk menanam TOGA mandiri dirumah tapi,sayang dirumahnya tidak ada lahan. Meskipun begitu Eni akan mencoba menanam. Karena menurutnya selain sebagai obat TOGA juga bisa sebagai bumbu masak.
"Insyallah kedepannya mau buat,kalau punya enak mau masak kan nggak usah beli. Kayak cabai,tomat nggak usah beli,"ujar Eni.
Menanggapi warga yang kesulitan menanam karena tidak memiliki lahan. Een Jaenah,selaku Ketua ibu PKK menuturkan sekarang lahan bukan menjadi alasan untuk tidak bisa bercocok tanam karena bisa memanfaatkan barang bekas menjadi pot. Seperti botol bekas minyak,cetakan kue,dan pipa pralon.
"Nggak ada lahan bisa di pipa pralon dibolong kayak hidroponik. Jadi tidak jadi alasan jika tidak ada pekarangan untuk menanam sayuran atau TOGA," ujar Een.
Kemudian,ia berharap semoga kedepannya setiap ibu PKK dimasing --masing rumahnya memiliki 15 tanaman yang di polybag. Hal ini masih terus diupayakan oleh pihak desa.
Ecih Nursasih,berharap dengan adanya kegiatan TOGA ini ibu-ibu PKK memiliki tanaman dirumah masing masing. Kemudian bisa menjadi contoh langsung dan ditularkan kepada yang lainnya.
"Ibu PKK sebagai contoh yang bisa dilihat langsung yah,semangat untuk menularkan ke yang lain,"ujar Ecih.
Kegiatan ini dimulai dengan senam bersama yang dipimpin oleh mahasiswa KKN. Selanjutnya penjelasan nama tanaman dan cara menanam di polybag. Kemudian penjelasan tentang manfaat TOGA oleh perwakilan dari UPTD Ketahanan Pangan dan Pertanian kecamatan Jalaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H