Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rupiah adalah Nafasku no 3

3 Juli 2024   00:01 Diperbarui: 3 Juli 2024   00:09 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

     "Kenapa bisa begitu ya bro? Padahal mereka berasal dari kelompok yang punya gaji besar jadi nggak mungkinlah hidupnya kelaparan," sekali lagi penjual berkata.

     " Kalau di bilang mereka sedang susah uang? Ya mungkin tapi ternyata masalahnya bukan terletak pada jumlah uang. Bisa jadi karena tekanan napsu dunia yang membuat mereka merasa harus punya uang banyak."

     "Contohnya seperti apa bro?" Muka penjual jadi serius seakan tak percaya dengan kenyataan hidup bahwa orang kaya masih butuh uang banyak.

     "Mungkin saja para kaum mulia harus punya barang mewah agar tetap terhormat di hadapan teman atau musuhnya."

     "Tapi apakah mereka tidak tahu bahwa bermain judi ada sikap nggak benar?"

     "Sebenarnya mereka tahu bahwa sikap seperti bermain judi adalah tindakan yang salah. Tepi karena sedang butuh uang banyak maka harus berfikir kreatif supaya ada jalan keluar."

     Sekarang kepala penjual bergerak naik turun terlihat mulai mengerti.

     " Menurut Lo bro, apa jalan keluar dari judi online?" Tanya penjual kepada pembeli.

     " Ada dong. Seperti sikap pemerintah yang harus tegas tanpa henti sampai situs judi online tutup semua. Dan yang paling penting adalah rakyat miskin yang terjebak dengan harapan palsu dari judi online ini harus di berikan tambahan wawasan tentang judi agar mereka sadar bahwa proses menuju kondisi hidup yang lebih baik harus tidak terjerumus kepada judi online yang hanya memberikan harapan palsu."

     Penjual kembali manggut-manggut tanda mengerti.

     "Caranya bagaimana bro?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun