Halo pencinta artikel Kompasiana, semoga bertambah sukses.
   Sengaja saya berdoa dengan harapan beban hidup kita semua berkurang sangat banyak.
   Tulisan ini berasal dari berita di media online tentang kasus kekerasan yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia yang tak bersalah.
   Di mulai dari kisah pilu perbuatan suami biadab yang membunuh istrinya menggunakan senjata tajam di Ciamis dan menado.
   Namun kisah biadab ternyata tidak tersangkut kepada jenis kelamin tertentu.
   Di Bekasi seorang ibu membunuh bayi mungilnya tanpa rasa bersalah.
   Setelah di perhatikan tulisan dan wujud pembunuh tersebut, ada dugaan sementara bahwa ketiga tersangka pembunuhan tersebut adalah masuk dalam kelompok rakyat susah kaya.
   Kenapa saya punya dugaan seperti itu?
   Karena terlihat dari foto di media online wajah kaum lusuh yang putus asa akan keajaiban dari langit.
   Padahal mental mereka sangat butuh pencerahan dari pertanyaan sulit dalam kerasnya kehidupan.
   Namun sayang sekali, jawaban yang di harapkan belum cepat terjadi sehingga rasa sabar hilang tak berbekas.
   Sehingga perintah iblis di lakukan sebagai obat keresahan hidup.
   Iblis memang mahluk terkutuk. Makhluk ini memang punya niat untuk menghancurkan manusia.
   Dan jika terjadi maka iblis tertawa puas.
   Itu permintaan iblis kepada sang pencipta yang maha pengasih.
   Secara ilmu dunia, perilaku tiga hamba Tuhan di atas membuktikan bahwa kurangnya informasi yang mencerahkan akan membuat manusia semakin tenggelam ke dalam lumpur kehancuran dari kehidupan yang mulia.
   Semakin bertambah umur semakin banyak kebutuhan yang harus di bayar, namun apa daya perjalanan hidup manusia memang berbeda.
   Ada yang mudah di berikan jalan keluar namun ada pula yang sangat sulit lepas dari kemiskinan.
   Semakin hari usaha yang dilakukan semakin jauh dari mimpi-mimpi  yang selalu di ucapkan saat berdoa khusyuk di  hadapan Tuhan.
   Ilmu yang di dapat belum tentu punya manfaat ekonomi sehingga percuma rasanya pernah sekolah di mana pun.
   Benar satunya cara agar berkurang beban di kepala adalah menangis sampai air mata kering dan mata jadi bengkak.
   Tapi kisah pilu nan sadis ini harus jadi isu bersama di masyarakat supaya penyakit masyarakat tidak tersebar luas dan segera di hentikan.Â
   Karena jika terjadi kendornya pengawasan terhadap penyakit kejiwaan ini yang di takutkan adalah tingkah sadis tersebut akan tercipta semakin berbahaya dan menjadi ancaman keamanan nasional.
   Karena pernah ada kejadian beberapa ulama di Serang oleh ODGJ beberapa waktu lalu.
   Tidak tertutup kemungkinan bahwa di masa depan serangan yang dilakukan oleh ODGJ mampu tercipta untuk kaum Borjuis dengan alasan yang suci, seperti alasan berdasarkan suku, agama, ras dan golongan.
   Padahal ketika di cari tahu penyebabnya berawal dari kisah sedih seorang manusia yang tak merasakan kenikmatan hidup.
   Bermula dari jumlah isi dompet yang semakin tipis sampai suatu lingkungan yang tidak mampu menciptakan kondisi enak.
   Semoga saja tulisan ini pasti bisa membuat para birokrat berfikir kritis kemudian menciptakan kebijakan publik yang bermanfaat untuk semua rakyatnya.
   Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H