Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Harapan Terakhir adalah Bunuh Diri?

27 April 2024   05:14 Diperbarui: 27 April 2024   05:34 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

     Di Minggu terakhir bulan April 2024, ada berita sensasi yang menarik otak saya untuk berfikir.

    Akibat berfikir ini sepertinya saya akan menjadi filsuf.

     Hal akibat dari suatu berita pilu dari suatu media resmi di internet.

     Kisahnya bercerita tentang seorang perwira polisi dari luar Jawa yang datang ke Jakarta.

     Tujuan datang ke Jakarta memang belum jelas tapi ada kepastian bahwa beliau punya keputusan kuat untuk pindah ke dunia lain.

     Ini di buktikan ditemukannya perwira polisi tersebut di dalam mobil mewah miliknya seorang diri.

     Kepastian lain bahwa perwira polisi tersebut wafat adalah terdengar suara benturan sesama mobil di suatu perumahan elit di Jakarta.

     Akibat benturan keras tersebut menimbulkan suara mengejutkan di antara warga sekitar.

     Setelah warga melihat mobil yang terhenti karena tabrakan maka jelaslah keadaan sopir pengemudi mobil mewah tersebut.

     Menurut tulisan dari media berita online itu, terkuaklah bahwa pengemudi mobil mewah itu punya status sosial yang bukan kaleng-kalengan alias tingkat sosialnya bukan dari kaum lusuh yang susah uang.

     Sehingga saya merasa tertarik untuk berfikir lalu merasa penasaran tentang penyebab dari kisah plu ini.

     Walau mungkin saja kesimpulan saya bisa salah, namun saya percaya ada sedikit alasan yang pasti tentang penyebab cara dia pindah lokasi semesta.

     Mari kita mulai.

     Begini setiap orang pasti punya harapan selama hidup di dunia.

     Kenapa?

     Karena dengan dengan harapan, hidup manusia terasa indah dan berlanjut untuk punya semangat agar harapannya bisa menjadi kenyataan yang pasti.

     Namun karena banyak hambatan untuk mencapai tujuan, akibatnya jawaban yang tepat adalah rasa keyakinan yang baru yaitu kegagalan.

     Awalnya otak manusia di isi banyak dengan pemikiran positif untuk sukses tapi karena otak manusia selalu mendapatkan kondisi nyata tentang kegagalan maka isi dari tabung pemikiran tersebut menjadi berubah dan melahirkan keyakinan baru yang pasti yaitu kegagalan.

     Lalu kenapa jumlah persentase kegagalan di otak manusia selalu bertambah kepada setiap manusia yang berujung pada sikap bunuh diri?

     Manusia selama hidupnya selalu di latih untuk berfikir.

     Nah untuk terus Berfikir manusia butuh asupan gizi dalam makanan dan minuman, termasuk gizi dalam bentuk hubungan antar manusia.

      Gizi dalam bentuk hubungan antar manusia pasti punya syarat tertulis dan tidak tertulis.

     Inti penting dari syarat tertulis dan tidak tertulis ada dalam bentuk mati namun hidup yaitu uang .

     Tapi bisa ada sanggahan bahwa pelaku bunuh diri adalah individu yang terlihat tidak miskin.

     Ini  pertanyaan bagus.

     Mari kita jawab pertanyaan bagus dengan jawaban yang seksi.

     Teman pembaca Kompasiana yang terhormat, orang kaya ilmu dan harta sebenarnya masih membutuhkan uang yang sangat banyak, sehingga pola pemikiran mereka mirip dengan cara berfikir kaum lusuh.

     Hanya perbedaan terletak dari jumlah uang yang di butuhkan.

     Jumlah uang yang di butuhkan setiap orang memang berbeda, tergantung dari tingkat wawasannya tentang kebutuhan akan nilai sosial selama hidup.

     Artinya bila selama hidup, kebutuhan akan nilai tersebut berjumlah dua jari maka uang yang di kejar sebanyak dua jari.

     Jika nilai kehidupan yang di haruskan sebanyak sepuluh jari maka wajib pula punya uang bernilai sepuluh jari.

     Nilai sosial tidak hanya punya wujud pasti dan padat, namun ada juga nilai sosial yang punya wujud abstrak.

     Hal tersebut seperti hubungan antar manusia yang butuh kepastian status sosial tinggi.

     Akibat dari harapan yang tidak sampai garis akhir maka tidak terasa pula akibat positif dari manfaat kehidupan untuk personal yang tertekan.

     Contohnya seperti hubungan asmara, sekolah anak, syarat kenaikan jabatan yang butuh stempel lulusan sekolah tinggi, termasuk juga syarat agar di beri rasa hormat oleh manusia lain.

     Nggak ada uang kamu bukan saudara ku.

     Namun cerita sedih selanjutnya adalah sikap putus asa di lakukan pula oleh kaum terdidik yang biasa terkenal dengan pencitraan sebagai manusia pintar dan mampu menemukan jalan keluar dari masalah rumit.

     Bahkan ada pula cara yang berbeda karena wawasan yang berbeda pula.

     Buktinya ada aksi bunuh diri di suatu tempat mewah. Bahkan aksi sedih tersebut ada di berikan bumbu penyedap rasa yang bernama perjuangan suci.

     Kalau di pikir - pikir nih. Ternyata orang putus asa masih membutuhkan harapan terakhir untuk mati dengan rasa enak.

      Dan itu adalah harapan terakhir sebelum pasti lompat ke alam berbeda.

     Masalah ini yang harus menjadi perhatian para birokrat yang di bayar dari keringat rakyat. 

     mereka harus berfikir untuk menemukan jalan keluar yang bijaksana agar jumlah aksi bunuh diri bisa di hentikan secepatnya.

     Apakah perlu bahwa aksi bunuh diri ini harus menjadi kisah yang mampu membuat rasa takut pada logika birokrat?

     Lalu karena Aksi tersebut berakibat pada sulit kehidupan para birokrat baru bisa melahirkan sikap peduli secara politik?

     Semoga saja Tuhan yang maha tahu ikut membaca tulisan ini dan akhirnya ada ketukan suci di hati hamba ciptaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun