Nah jaman itu jua lahir pula jenis musik rock baru bernama alternatif rock atau grunge. Nirvana dong, yoi bro!
Selepas dari sekolah yang penuh gadis cantik, aliran musik cadas mampu menjadi bahan obrolan asyik antar kawan di kampus.
Kalau sedang bicara tentang kejelekan pemerintah orde baru dan aduhainya mahasiswi bisa terasa hambar tanpa menciptakan gibah tentang musik ngebut yang penyanyinya teriak mirip korban saat di kejar sundel bolong.
Dan pada saat ini umur saya berjalan 40 tahun lebih namun kesenangan mendengar suara bising dari kelompok cowok sangar berambut panjang dan acak-acakan masih saya lakukan.
Karena dengan mendengar musik yang menjadi teman dalam perjalanan hidup saat suka dan menangis sampai saat ini mampu memberikan semangat untuk terus melanjutkan hidup.
Bagaikan musik rock yang bersuara dengan semangat lalu ketukannya yang mampu memberikan kenyamanan untuk terus berdetak menghadapi kerasnya kehidupan nyata, maka tidak terlalu berlebih bahwa musik rock khususnya beraliran metal bisa menyihir pengikutnya untuk terus merasa muda.
Hanya dengan semangat remaja yang mengebu bisa menyatu dengan musik metal yang takkan pernah pelan.
Semangat musik metal yang bersemangat tetap menjadi napas dan darah bagi para penggemarnya yang haus akan semangat hidup dan takkan pernah menyerah menuju garis kemenangan.
Wajar saja terlihat ada om dan tante yang masih bergaya metal karena bagi mereka musik rock metal adalah obat kuat kehidupan yang bisa mengingat masa indah saat remaja sehingga merasa masih ada harapan di masa depan.
Seperti semboyan abadi bahwa "Rock never die".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H