Dahulu tiga puluh murid bersama-sama menatap guru dan papan tulis hitam atau putih untuk belajar tapi esok waktu para murid hanya melihat layar elektronik untuk belajar dan ujian kelulusan tanpa melihat langsung wujud sekolah, teman dan guru.
Memang aneh. Bagi yang belum biasa akan menimbulkan rasa sepi dan sedih. Tapi pasti lama kelamaan manusia akan menyesuaikan diri dengan situasi walaupun masih ada sedikit emosi jiwa seperti rasa cinta antar manusia.
Generasi anak-anak saya pasti akan berbeda gaya hidup karena mereka lahir dan tumbuh besar di situasi yang berbeda pula namun saya masih percaya masih tetap ada nilai-nilai konservatif di generasi selanjutnya di sebabkan sikap tersebut masih layak di pertahankan. Contohnya sikap saling menghormati sesama manusia.
Namun ada sikap yang berubah atau menjadi punah. Seperti tingkah generasi selanjutnya yang akan mencari tuntunan hidup dari media sosial seperti youtube dan google.
Tidak seperti generasi saya, generasi bapak saya dan generasi kakek saya yang mencari jawaban kehidupan dari kuburan keramat. Eeeeeaaaaa.
Biar hidup miskin yang penting punya telepon pintar dan komputer jinjing juga pulsa banyak pasti happy.
Inilah new normal yang akan menjadi kebiasaan baru dan akhirnya menjadi kebudayaan baru. Life hack digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H