Saya coba meringankan beban bathin si bos.
Saya ngomong bahwa nasib manusia saat bagus atau sedang jelek sudah di atur oleh Tuhan. Manusia merasa senang atau sedih adalah hasil dari tulisan  tangan pemilik surga dan neraka di dunia lain.
Walau ada individu sukses atau insan yang gagal sebenarnya itulah ketetapannya yang di atas.
Si bos bakar kemenyan eh rokok kretek kesukaannya. Baginya rokok merek lain bukan berisi tembakau bagus tapi delapan puluh persen di isi kertas bekas pakai. Kejam nih si bos!
Aaapaaa! Saya mendadak bego.
Si bos tertawa sampai perut perut buncitnya bergoyang.
Walau muka saya terlihat dungu tapi hati terasa senang melihat si bos bahagia.
Si bos cerita lagi saat dia tidur malam sambil menahan lapar. Namun si bos merubah pikiran negatifnya menjadi suatu persepsi positif. Saat tidur si bos selalu bermimpi makan enak. Aduh!
Boleh menangis tapi jangan berhenti mimpi enak karena dari sana lahir semangat berjuang di hidup yang keras. Asap rokok keluar dari mulut dan hidung pemilik perusahaan beromset lima belas milyar pertahun.
Dulu si bos pernah mau hijrah ke dunia lain akibat nggak kuat lagi menahan sesak di dada.
Hidup terasa sepi. Semua terlihat semu walau ada anak dan istri. Teman dan saudara hanya sebagai pelengkap penderita. Akibat kenyataan yang memberikan kisah bahwa uang adalah segalanya.