Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Waspada Kehancuran Ekonomi Dunia

2 Maret 2020   12:11 Diperbarui: 2 Maret 2020   12:37 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya saya mau memberi judul tulisan ini adalah waspada serangan senyap penghancuran stabilitas perekonomian dunia.

Kok begitu? Ada apa?

 Karena yang saya perhatikan pada bulan februari 2020 , saat penyebaran virus corona di wilayah Wuhan negara panda, di mana situasi menjadi lampu kuning  bahkan secara cepat menjadi lampu merah sehingga lahirlah label kota mati.

Warga di kota tersebut harus terpenjara di rumah sendiri. Kegiatan ekonomi melambat. Harga kebutuhan pokok melonjak.

Bahkan terjadi ketakutan khususnya untuk warga negara Indonesia karena takut tertular penyakit mematikan. Para mahasiswa tersebut berharap banyak untuk bisa pulang cepat ke Indonesia.

Termasuk para orang tua dari mahasiswa yang belajar di negara asal bela diri kung fu meminta bantuan kepada pemerintah daerah dan pemerintah pusat agar segera menolong anak mereka.

Syukurlah, doa dan air mata para orang tua dan mahasiswa itu bisa di buat nyata oleh pemerintahan Bapak Jokowi-Maruf.

Mereka bisa di pindahkan ke tempat aman di wilayah kepulauan Natuna Republik Indonesia tercinta.

Selanjutnya perintahan Bapak Jokowi-Maruf berusaha bertindak sama terhadap warga Indonesia yang berasal dari anak buah kapal Diamond Princess dengan cara merawat mereka di pulau Sebaru kepulauan Seribu.

Cerita ini lahir dari kerjasama hebat yang terjadi antara pihak sipil dan militer juga antar kesatuan TNI bersama POLRI.

Dan sepertinya pemerintah juga bersiap diri dengan dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Memang harus bersikap seperti itu. Kerena beberapa negara sedang terjadi proses krisis ekonomi akibat penyebaran virus corona.

Buktinya ada keputusan pemerintah negara tersebut yang melarang warga sendiri untuk keluar rumah akibatnya tidak bisa bekerja dan jarang belanja.

Dan ada beberapa negara lain yang  melarang warganya untuk menjadi turis di negara yang terkena wabah berbahaya tersebut.

Bahkan terjadi pula embargo ekonomi dengan cara cantik yaitu pemerintah negara lain melakukan kebijakan tutup pintu bagi barang impor dari negara wabah corona termasuk melarang warga negara lain untuk melaksanakan perintah suci dari Sang pencipta semesta dan manusia.

Hal ini di lakukan supaya penyebaran virus bisa terhambat.

Namun penyebaran virus corona bergerak cepat dan mencapai jarak sangat jauh. Siapapun suku bangsa bisa terkena penyakit ini.

Akhirnya ada ketakutan di tingkat internasional bahwa virus itu mampu menghancurkan suatu bangsa selanjutnya negara tersebut bisa melahirkan krisis politik dan ekonomi.

Krisis ekonomi yang terjadi dari menciutnya saldo tabungan pemerintah di sebabkan oleh turunnya nilai jual barang dan jasa.

Jika krisis ekonomi tidak berhenti maka pasti lahir bayi baru bernama krisis politik.

Kalau terjadi krisis politik kemudian lahirlah perlawanan rakyat seperti aksi unjuk rasa anti pemerintah dan kudeta militer.

Jika kudeta militer tidak terjadi bisa kemungkinan akan ada serangan atau invasi militer kepada negara lain.

Krisis ekonomi dan politik ini pula yang melahirkan perang dunia ke dua.

Ilustrasinya adalah jika ada seorang miskin yang lapar ingin makan enak, terpaksa harus mencuri karena tidak punya uang untuk membeli makanan murah. Akibat tekanan hidup yang menutup akal sehatnya maka seorang itu berbuat nekat namun jika terasa enak aksi mencuri itu bisa menjadi candu.

Lalu apakah jalan keluar yang pantas untuk menghentikan aksi kejahatan itu?

Langkah pertama adalah sikap persuasif yaitu dengan cara mengajak seorang miskin perut dan nurani untuk berhenti bertingkah seperti itu karena perbuatannya melanggar aturan lingkungan sekitar dan hukum positif negara.

Langkah kedua adalah dengan cara bersedekah. Terserah sedekah uang atau sedekah ilmu. Bisa juga sedekah kesempatan untuk berbuat baik bagi seorang yang belum beruntung. Bantulah seorang tersebut supaya kembali ke jalan yang benar.

Langkah ketiga di ambil jika dua langkah di atas gagal total. Sudah banyak perbuatan baik yang di berikan namun seorang jahat itu semakin kejam. Pantaslah di berikan tindakan tegas yang mendidik agar perbuatan jahat berubah menjadi sikap terpuji.

Jika seorang jahat masih liar perlu di berikan hukuman badan bahkan sangsi sangat keras yang mengerikan seperti vonis mati sesuai dengan aturan Sikap ini harus di lakukan demi keamanan dan kenyamanan bersama di antara warga.

Namun bagaimanakah sikap yang harus di lakukan jika perang di lakukan oleh negara lain kepada negara yang berbeda?

Sikap yang di ambil hampir sama yaitu dengan cara diplomasi politik antar negara. Merayu pemerintah negara tersebut dan memberikan bantuan politik ekonomi termasuk usulan terakhir adalah akibat fatal dalam waktu lama jika perang ini terus terjadi.

Nah kemungkinan dugaan ini bisa terjadi, pantaslah pemerintah mempersiapkan dukungan berupa keuangan nasional yang kuat, edukasi kepada warganya yang sempurna, dan perawatan senjata juga pasukan agar siap bertindak sesuai perintah komandan.

Sikap terakhir adalah tentang keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Percayalah hanya orang baik di mata Tuhan yang pantas menjadi warga surga.

Iya kan?  Iya dong?

Iya sih,  Iya deh,  iyaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun