Pendidikan finansial sejati dimulai dari memahami perbedaan antara aset dan kewajiban. Menurut saya aset adalah segala sesuatu yang memasukkan uang/penghasilan ke dalam kantong kita (kolom aset), sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang mengeluarkan uang dari kolom aset menuju kolom liabilitas. Sebagai mahasiswa, kita bisa mulai dengan langkah sederhana, seperti menabung secara rutin atau berinvestasi dalam instrumen sederhana dan aman seperti emas, reksadana, maupun obligasi. Dan yang paling penting adalah investasi dalam kecerdasan keuangan kita sendiri.
Menurut saya belajar tidak hanya ada dalam perkuliahan, kita bisa belajar dimana saja, tentang apa saja, dan di mana saja, salah satunya yakni dalam permainan. Permainan “CASHFLOW” karya Kiyosaki juga menjadi alat pembelajaran yang efektif untuk memahami konsep keuangan. Permainan ini mengajarkan bagaimana cara kita agar bisa keluar dari “balap tikus”, yaitu siklus bekerja untuk membayar tagihan, dengan cara membangun arus kas pasif melalui investasi. Dengan pendekatan ini, kita belajar untuk tidak hanya bekerja demi uang, tetapi juga membuat uang bekerja untuk kita.
Selain pembelajaran, kita juga perlu menekankan pentingnya memiliki tujuan yang jelas dan percaya pada kemampuan diri. Dalam konteks keuangan, ini berarti menetapkan tujuan finansial yang spesifik, seperti membeli properti pertama dalam lima tahun atau mencapai pendapatan pasif tertentu sebelum usia 40 tahun. Tak lupa juga menggarisbawahi pentingnya disiplin dan kerja sama tim, yang sangat relevan dalam membangun portofolio investasi atau memulai bisnis.
Mengintegrasikan Pendidikan Finansial ke dalam Kurikulum
Sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, saya percaya bahwa pendidikan finansial sejati harus menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah dan universitas. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan mata kuliah khusus tentang literasi keuangan atau program pelatihan investasi untuk siswa. Misalnya, pemerintah dapat bekerja sama dengan institusi keuangan untuk menyediakan pelatihan praktis bagi siswa dan mahasiswa.
Selain itu, keluarga juga memainkan peran penting. Seperti, anak-anak belajar tentang uang dari orang tua mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik, seperti mengajarkan pentingnya menabung atau berinvestasi sejak dini.
Pendidikan finansial sejati adalah kunci menuju kebebasan finansial, dan ini dimulai dari keberanian untuk berpikir berbeda. Kita harus melampaui pola pikir tradisional yang hanya mengandalkan pekerjaan tetap dan mulai membangun aset yang dapat menghasilkan pendapatan pasif. Sebagai mahasiswa, ini adalah waktu yang tepat untuk mempelajari literasi finansial dan mengambil langkah pertama menuju kebebasan sejati.
Napoleon Hill dalam “Think and Grow Rich” mengajarkan bahwa “kesuksesan adalah hasil dari pikiran yang terorganisasi dan tindakan yang konsisten.” Pesan ini relevan dalam perjalanan kita menuju kebebasan finansial. Dengan pemahaman yang benar tentang uang dan keberanian untuk bertindak, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk generasi mendatang. Mari mulai hari ini, karena perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang kita ambil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H