Ki Ageng Suryomentaram mengajarkan bahwa pemuliaan hidup yang sejati harus dilakukan di luar kraton. Hal ini dimaksudkan agar hidup seseorang tidak terpengaruh oleh manipulasi politik dan ilusi-ilusi duniawi. Ia memilih untuk bergabung dengan seniman Jawa dan tidak terikat dengan jagad wayang atau sastra piwulang yang banyak digunakan oleh kalangan kraton. Pilihan ini menunjukkan sikap independen Ki Ageng, yang ingin hidup lebih dekat dengan rakyat dan menghindari pengaruh politik yang ada di kraton dan kolonial.
Ki Ageng Suryomentaram memutuskan untuk "menepi", menjauh dari suara keras pembakuan Jawa yang dilakukan oleh penguasa kolonial dan kerajaan. Meskipun ia mengakui adanya kekayaan pengetahuan Barat, ia memilih untuk tidak bergantung pada atau menghambakan diri pada budaya Barat. Pilihan ini menegaskan bahwa ia lebih memilih untuk mempertahankan nilai-nilai budaya Jawa yang lebih otentik dan tidak terpengaruh oleh politik atau ideologi eksternal. Meskipun tidak terlibat langsung dalam pergerakan politik Indonesia, Ki Ageng Suryomentaram memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh seperti Ki Prawirowiworo dan Ki Pronowidigdo yang terlibat dalam pergerakan nasional. Karakter Ki Ageng Suryomentaram hampir identik dengan masyarakat umum. Ia lebih memilih untuk berbagi wejangan dengan rakyat, mengajukan tuntutan budaya dan pendidikan tanpa terpengaruh oleh kolonialisme atau politik kontemporer.
Penerapan Ajaran Kebatinan Dalam Kehidupan Modern
Dalam era modern, ajaran Ki Ageng Suryomentaram memiliki relevansi yang sangat besar. Kehidupan yang semakin kompetitif dan materialistis sering kali membuat manusia kehilangan arah dan tujuan sejati. Banyak orang mengejar kekayaan, jabatan, atau popularitas dengan cara yang tidak sehat, yang pada akhirnya menyebabkan stres, kecemasan, dan ketidakpuasan.
Ajaran Ki Ageng memberikan solusi untuk masalah ini dengan mengajarkan pentingnya introspeksi dan pengendalian diri. Berikut adalah beberapa cara di mana ajaran kebatinan ini dapat diterapkan dalam kehidupan modern:
1. Mengatasi Stres dan Kecemasan
Ki Ageng mengajarkan bahwa kecemasan sering kali muncul dari keinginan yang tidak tercapai atau rasa takut kehilangan apa yang dimiliki. Dalam dunia modern, tekanan untuk selalu mencapai lebih banyak sering kali menjadi sumber utama stres.
Dengan memahami ajaran Ki Ageng, seseorang dapat belajar untuk menerima keadaan apa adanya dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Hal ini dapat membantu mengurangi tekanan dan memberikan kedamaian batin.
2. Hidup dengan Integritas
Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram juga mengajarkan pentingnya kejujuran dan integritas dalam setiap aspek kehidupan. Dalam dunia kerja, misalnya, prinsip ini dapat membantu seseorang untuk tetap berpegang pada nilai-nilai moral meskipun dihadapkan pada godaan atau tekanan.
3. Menjaga Harmoni dengan Lingkungan
Ajaran Ki Ageng menekankan pentingnya hidup selaras dengan alam dan masyarakat. Dalam kehidupan modern yang sering kali penuh dengan konflik dan persaingan, ajaran ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga hubungan yang baik dengan sesama dan menghormati alam sebagai bagian dari kehidupan kita