Mohon tunggu...
Nandini Juliani
Nandini Juliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Awardee of International Award for Young People Bronze Level, Awardee of Student Scientific Article 2023 by Puspresnas Kemdikbud, Third-Year Undergraduate Student of Library and Information Science Universitas Indonesia

Hi Kompasiana Mates! I am Nandini Juliani, love to share every insight I have about Library and Information Science I got through the journey of my study at Universitas Indonesia. Every work I write is based on books I read, hope it will be insightful for each of you, cheers to all LIS Students!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Perdebatan Etika Kepustakawanan: Sebuah Tinjauan Singkat

28 September 2023   13:15 Diperbarui: 28 September 2023   13:25 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Etika berasal dari bahasa asing yaitu Ethic(s) bahasa inggris atau Ethica dalam Bahasa Latin, Ethique dalam bahasa Prancis, Elhikos dalam bahasa Greek, yang artinya kebiasaan-kebiasaan terutama yang berkaitan dengan tingkah laku manusia. Etika (ethics) mempunyai pengertian standar tingkah laku atau perilaku manusia yang baik, yakni tindakan yang tepat, yang harus dilaksanakan oleh manusia yang sesuai dengan ketentuan moral pada umumnya.

Etika membicarakan tentang masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dikatakan baik ataukah jahat. Definisi etika ini sejalan dan tidak terlepas dari konteks kepustakawanan. Karena dalam menjalankan tugasnya, pustakawan seringkali memiliki dilema etis mengenai apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana informasi harus diberikan kepada pemustaka.

Etika kepustakawanan bukan masalah yang baru-baru ini terjadi, nyatanya isu ini sudah dibahas sejak tahun 1991 oleh DuMont. DuMont (1991) mengemukakan periode bersejarah etika kepustakawanan dan menemukan bahwa setiap periode memiliki masalah etika yang berbeda-beda.

1. Periode sebelum tahun 1930

Terdapat sebuah perdebatan etika mengenai keharusan atau tidaknya memasukkan suatu informasi yang dikemudian hari berpotensi membawa kerusakan. Contohnya pada pertanyaan apa seorang pustakawan seharusnya menyediakan informasi mengenai cara perakitan bom?

2. Periode tahun 1930 sampai 1950

Perdebatan etika di periode ini membahas mengenai bagaimana pengunjung perpustakaan serta penyedia layanan informasi seharusnya diperlakukan. Perdebatan ini difokuskan pada kondisi keamanan kerja penyedia layanan informasi, lingkungan penyedia informasi yang aman, serta pendidikan dan latihan dalam penyediaan informasi. Perdebatan lainnya pada periode ini yaitu kebebasan akses dalam mendapatkan suatu informasi.

3. Periode tahun 1960

Pada periode ini isu etika yang ada yaitu bagaimana meningkatkan kebaikan informasi bagi publik, mempromosikan keadilan sosial, dan mengambil kebijakan dalam ranah informasi. Kemudian pada periode ini pun terjadi isu etika lain seperti kebutuhan untuk pelayanan terhadap informasi yang sedang dibutuhkan, dan tanggungjawab pustakawan dalam menyediakan jawaban atas informasi yang sedang dicari.

Berlanjut hingga era digital, isu etika kepustakawanan dirasa hadir semakin kompleks melalui dilema berikut:

1. Pengelolaan Informasi Digital

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun