Mohon tunggu...
Nandien Fegiathaya
Nandien Fegiathaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Bersih desa masih lestari di era Modernisasi

27 Desember 2024   15:40 Diperbarui: 27 Desember 2024   15:39 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang sangat luas, dari Sabang sampai Merauke. Beribu ribu pulau yang ada di Indonesia menciptakan keberagaman suku, budaya, adat istiadat, dan pulau. Indonesia sendiri memiliki 5 pulau besar yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Jawa.

Pulau Jawa adalah salah satu suku pulau di Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak. Berdasarkan hasil data potensi jumlah penduduk Kemendagri, jumlah penduduknya sekitar 150 juta jiwa. Selain merupakan suku yang besar, suku Jawa juga dikatakan sebagai suku yang maju karena memiliki berbagai macam kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun (Nuraseh, 2023). Upacara adat merupakan budaya yang melekat di Indonesia, setiap daerah memiliki upacara adat yang berbeda beda. Upacara adat ini mengandung unsur dan faktor kebudayaan serta nilai-nilai luhur yang dapat memberi pedoman hidup yang baik bagi para penerus.

Lalu, apakah budaya sekarang tetap dapat menjaga persatuan, kebersamaan, atau bahkan keharmonisan? Mengapa budaya bersih desa harus dilestarikan? Bagaimana jika tradisi terdahulu diubah dan di akulturasi dengan era modern?

Budaya dan tradisi bangsa harus terus dilestarikan karena terdapat berbagai nilai, norma, dan karakter yang menjadi pacuan jati diri dari bangsa Indonesia. Tradisi sendiri dapat diterjemahkan dengan kebudayaan yang berlangsung secara turun-temurun yang di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur, norma-norma, adat-istiadat, kaidah-kaidah. Tradisi bukanlah sesuatu yang dapat diubah-ubah, tradisi justru dipadukan dengan aneka ragam perbuatan manusia dan diangkat dalam keseluruhannya (Cathrin, t.t.). Pelaksanaan bersih desa dapat memperkuat tradisi budaya bangsa, karena budaya bangsa yang luntur ditelan zaman. Lunturnya berbagai produk budaya lokal menjadi tantangan sendiri diera modern saat ini.

Tradisi bersih desa melibatkan semua yang ada didalam lingkungan tersebut. Keikutsertaan masyarakat dalam melaksanakan tradisi selametan ini menunjukkan bahwa adanya tindakan keseimbangan antara manusia dengan alam, keteraturan sosial, dan juga menggambarkan sebuah kerukunan sosial antar sesama anggota masyarakat yang ditunjukkan dalam suasana kebersamaan untuk menikmati makanan yang sama.

Bersih desa merupakan salah satu tradisi budaya bangsa Indonesia, yang banyak dilakukan oleh kalangan masyarakat Jawa. Pada umum nya tradisi Bersih desa masih diyakini sebagai upacara yang dilakukan untuk tolak balak. Bahkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bersih desa memiliki arti membersihkan desa dari gangguan alam dengan mengadakan suatu upacara adat. Tak hanya tolak balak tradisi bersih desa dilakukan sesuai dengan kepercayaan di daerah masing masing. Dan pemberian nama dari tradisi bersih desa juga bergantung pada daerah masing masing.

            Tak kalah warga kelurahan Putat Gede kecamatan Sukomanunggal kota Surabaya tetap melestarikan budaya bersih desa setiap tahunnya. Meskipun kota Surabaya dikenal sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur dan juga kota metropolitan, kota tersebut tetap memiliki budaya dan tradisi yang melekat pada masyarakatnya serta bersifat turun temurun. Tradisi bersih desa di kelurahan Putat Gede ini dikenal sebagai “Tegal Ndeso” ataupun sedekah bumi. Dimana Tegal yang berarti ladang/ lapangan yang terbuka dan Ndeso dapat diartikan sebagai desa, kata tegal ndeso dan sedekah bumi sangat lah berkaitan.

            Warga sekitar mempercayai bahwa tradisi tegal ndeso ini dilaksanakan setiap bulan suro ( kalender jawa ) karena kebiasaan ini dilakukan pasca panen setiap tanggal 1 Suro atau 1 Muharam setiap tahunnya (Budiarti dkk., t.t.). Kegiatan ini dilatar belakangi oleh rasa syukur masyarakat terhadap hasil panen yang mereka peroleh. Namun, pemaknaan Bersih Desa tersebut tidak hanya dalam proses bertani. Dan juga sebagai salah satu cara untuk berdoa bersama memohon kepada Sang Pencipta untuk dijauhkan dari balak penyakit maupun musibah. Dalam pelaksanaan tradisi bersih desa, salah satu nilai yang paling nampak adalah nilai religius. Nilai religius adalah nilai yang muncul dari sebuah penghayatan, keyakinan dan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut.(Sundawa & Wadu, 2021)

 Puncak tempat tegal ndeso ini bernama punden. Penamaan punden yang banyak dikenal dan dipercaya oleh warga, karena warga percaya bahwa punden tempat tinggal sesepuh yang berjasa terhadap desa tersebut.

Tujuan dari Bersih desa atau tegal ndeso yang dinyatakan oleh masyarakat pada wilayah kelurahan Putat Gede diantaranya yaitu:

(1) Sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas rahmat, dan limpahan rezeki yang Allah SWT berikan atas hasil panen yang yang melimpah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun