KONFLIK YANG TERJADI DALAM ORGANISASI SEKOLAH DAN CARA PENANGANANNYA
Sulistiyani Rauf1, Novianty Djafti2
Manajemen Pendidikan, Fakultal Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo
Abstract
Dalam organisasi tentu terjadi perbedaan, ketidakcocokan dan pertentangan yang menimbulkan banyak konflik, mulai konflik kecil hingga besar, baik konflik  tersembunyi maupun konflik terang-terangan. Konflik bisa dialami oleh siapapun dan di manapun, termasuk di sekolah. Peserta didik, guru, maupum kepala sekolah dalam waktu-waktu tertentu sangat mungkin dihadapkan dengan konflik. Apabila konflik yang terjadi di sekolah tidak terkelola dan bersifat destruktif, maka selain dapat mengganggu organisasi sekolah juga dapat mengganggu terhadap pencapaian efektivitas dan efisiensi pendidikan. Oleh karena itu, penulisan artikel ini bertujuan untuk memaparkan tentang konflik dan cara penanganannya dalam organisasi.Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode studi literatur yang dapat diambil dari berbagai sumber jurnal relevan dengan topik bahasan yaitu konflik dan cara penanganannya.
PENDAHULUAN
Organisasi terdiri dari berbagai macam komponen yang berbeda dan saling memiliki ketergantungan dalam proses kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Perbedaan yang terdapat dalam organisasi seringkali menyebabkan terjadinya ketidakcocokan yang akhirnya menimbulkan konflik. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya ketika terjadi suatu organisasi, maka sesungguhnya terdapat banyak kemungkinan timbulnya konflik. Dalam kehidupan berorganisasi terjadinya konflik tidak bisa dihindari karena sebenarnya konflik adalah sesuatu yang alamiah. onflik dapat diartikan sebagai perbedaan pandangan, sikap dan perbuatan hingga ke pertentangan diantara dua pihak atau lebih dalam memperebutkan sumberdaya yang terbatas.Konflik dapat terjadi dimanapun, tak terkecuali dalam organisasi, termasuk organisasi pendidikan berupa sekolah. Konflik lahir karena adanya kesenjangan atau tidak tercapainya harapan dari pihak tertentu, sehingga melahirkan ketidakpuasan.Rasa ketidakpuasan terjadi, karena tidak terbangunnya komunikasi yang baik dari pihak-pihak yang memiliki perbedaan hingga menjurus pada pertentangan.
METODE
Metode yang digunakan adalah metode studi literatur. Studi literatur dapat diambil dari berbagai sumber seperti surat kabar, majalah, internet, buku dokumentasi, jurnal, dan buku. Studi literatur mempelajari berbagai buku referensi serta artikel dari hasil penelitian sebelumnya berbasis jurnal nasional, maupun internasional yang relevan dengan topik bahasan yaitu Konflik dalam Organisasi sekolah.
HASIL PEMBAHASAN
Konflik dalam Organisasi Sekolah
Konflik dapat diartikan sebagai relasi psikologis yang antagonis, sikapl bermusuhan, nilai yang berbeda, interaksi antagonis, jelas, berbentuk perlawanan halus, terkontrol, tersembunyi, tidak langsung hingga pada bentuk perlawanan terbuka. Konflik dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di dalamnya terdapat kecekcokan antara nilai-nilai atau tujuan-tujuan(Nurainiah, 2020)
Konflik juga dapat didefinisikan sebagai ketidaksetujuan antara dua belah pihak atau lebih anggota organisasi maupun kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama atau menjalankan kegiatan bersama-sama atau karena mereka mempunyai tujuan, nilai-nilai atau persepsi yang berbeda(Andani et al., 2022)
Penyelesaian Konflik
Untuk menangani konflik ada tiga tahapan dalam mengelola konflik sebagaimana dikutip(Anwar, 2018), yaitu:
1.Perencanaan analisis konflik.Di tahap ini dilakukan identifikasi konflik yang terjadi, untuk menentukan sumber penyebab dan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik tersebut. Jika konflik sudah dalam tahap terbuka akan dapat mudah dikenal, tetapi jika masih dalam tahap potensi (tersembunyi) perlu diberi stimulus akan menjadi terbuka dan dapat dikenal.
2.Evaluasi konflik. Di tahap ini dilakukan evaluasi apakah konflik tersebut sudah mendekati titik puncak, sehingga secepatnya perlu diredam agar tidak menimbulkan dampak negatif. Atau konflik tersebut masih dalam sekitar titik kritis yang justru menimbulkan dampak positif. Atau justru baru dalam tahap tersembunyi, sehingga perlu diberi stimulus agar mendekati titik kritis dan memberikan dampak positif.
3.Memecahkan konflik. Di tahap ini kepala sekolah mengambil tindakan untuk mengatasi konflik yang terjadi, termasuk memberi stimulus jika memang konflik masih dalam tahap tersembunyi dan perlu dibuka. Konflik merupakan sesuatu yang tidak
Dalam  Pengendalian konflik ada 5 tahapan yang dapat dilakukan menurut (Nasrudin et al., 2021) yaitu :
1.Musyawarah : Musyawarah dilakukan agar pihak-pihak yang bertentangan dapat mencari penyelesaian terbaik bagi masalah yang sedang dihadapi, bukan mencari kemenangan sepihak. Tujuannya agar masing-masing mendapatkan apa yang diinginkan sehingga kedua belah pihak tidak ada yang dikalahkan.
2.Campur tangan pihak ketiga : Campur tangan pihak ketiga diperlukan apabila pihak-puhak yang bertentangan tidak ingin berunding atau telah mencapai jalan buntu. Heine dan Kerk mengatakan bahwa untuk mencegah pertikaian antara anggota yang menyebabkan stagnansi meta-organisasi, maka diperlukan arsitektur organisasi yang menyelesaikan perselisihan internal melalui penegakan eksternal.
3.Konfrontasi : Konfrontasi dilakukan dengan mempertemukan pihak-pihak yang sedang berkonflik untuk diminta pendapatnya secara langsung dalam rapat/siding, dan pimpinan bertindak sebagai moderator.
4.Tawar-menawar (Bargaining) : Tawar-menawar adalah pengendalian konflik melalui proses pertukaran persetujuan dengan maksud mencapai keuntungan kedua pihak yang sedang berkonflik. Pada proses tawar-menawar intinya ialah tidak mengharuskan pihak-pihak yang berkonflik untuk menyerahkan apa yang dianggap penting bagi kelompoknya.
5.Kompromi : Pendekatan kompromi dilakukan untuk mengatasi konflik dengan cara pencarian jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang bertentangan. Agar dapat melaksanakan kompromi Sikap yang diperlukan yaitu salah satu dari pihak yang berkonflik bersedia merasakan dan mengerti keadaan pihak lain.
KESIMPULAN
Pada hakikatnya konflik dapat didefinisikan sebagai relasi psikologis yang antagonis, sikap emosional bermusuhan, struktur nilai yang berbeda, interaksi yang antagonis, jelas, berbentuk perlawanan halus, terkontrol, tersembunyi, tidak langsung hingga pada bentuk perlawanan terbuka. Konflik juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di dalamnya terdapat kecekcokan maksud antara nilai-nilai atau tujuan-tujuan(Nurainiah, 2020)
Faktor-faktor penyebab konflik antara lain yaitu komunikasi yang buruk,perbedaan kepribadian,stres,tujuan yang tidak sejalan,perbedaan nilai,ketergantungan,aturan yang ambigu.
Penyelesaian konflik dapat dilakukan dengan beberapa langkah antara lain analisis konflik,evaluasi konflik,memecahkan konflikmusyawarah,campur tangan orang ketiga,konfrontasi,tawar-menawar,kompromi.
DAFTAR REFERENSI
Andani, M., Setiawan, F., Azizah, R. H., Kurniawan, D. S., & Rahman, P. (2022). Managemen Konflik (Upaya Penyelesaian Konflik Dalam Organisasi Sekolah Di Smp Muhammadiyah Al-Manar Boarding School). Jurnal Manajemen Pendidikan Al Hadi, 2(1), 13. https://doi.org/10.31602/jmpd.v2i1.6326
Anwar, K. (2018). URGENSI PENERAPAN MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN. 1, 31--38. https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results
Nasrudin, A. H., Unsa, F. F., Aini, F. N. A., Arifin, I., & Adha, M. A. (2021). MANAJEMEN KONFLIK DAN CARA PENANGANAN KONFLIK DALAM ORGANISASI SEKOLAH. MANAJEMEN KONFLIK DAN CARA PENANGANAN KONFLIK DALAM ORGANISASI SEKOLAH, 9(3), 1--18. https://doi.org/10.2991/icet-19.2019.7
Nurainiah. (2020). Manajemen Konflik Dalam Pendidikan Islam. Vol. 8, No, 131--146.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H