B. PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
  1. Perkembangan Emosi
      Pada usia sekolah (khususnya dikelas-kelas tinggi, kelas 4, 5, dan
6), anak mulai menyedari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah terima, atau tidak disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. marah-marah, mudah mengeluh, kecewa dan pesimis dalam menghadapi
     Kemampuan mengontrol emosi diperolehnya melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). Akan tetapi, apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil atau kurang control (seperti:
masalah), maka perkembangan emosi anak, cenderung kurang stabil atau tidak sehat. Emosi merupakan faktor dominan yang memengaruhi tingkah laku individu, dala, hal ini termasuk pula perilaku belajar (learning). Emosi positif seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat atau rasa ingin tahu (curiosity) yang tinggi akan memengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memerhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif berdiskusi. mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, dan disiplin dalam belajar.
2. Perkembangan Emosi
     Melalui bermain anak dapat belajar menerima, berekspresi, dan mengatasi masalah dengan cara yang positif. Bermain juga memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri mereka sendiri dan untuk mengembangan pola perilaku yang memuaskan dalam hidup.
3. Perkembangan Sosial Dan Emosional Anak Usia Dini
    Berikut perkembangan sosial dan emosional anak usia 1-5 tahun yang bisa menjadi acuan.
a. Anak usia 1-2 tahun
     Meski usia si kecil masih terbilang dini, perkembangan emosional dan sosial anak sudah terlihat semakin baik dan kemampuannya bertambah. Mengutip dar. salah satu kemampuan emosional anak usia 1-2 tahun yaitu menangis saat melihat Andal meninggalkannya. Tidak hanya itu, buah hati Anda juga sudah memiliki kepercayaan diri menunjukkan kemampuan barunya. Sebagai contoh, saat ia belajar berjalan, berdiri, atau berbicara.
b. Usia 2-3 tahun
     Di rentang umur 2-3 tahun, perkembangan emosional dan sosial anak usia dini cukup dinamis dan belum stabil, karena tantrum masih menjadi kebiasaan si kecil. Grafik perkembangan anak menunjukkan, perkembangan emosional dan sosial anak usia 2 tahun misal mau dibantu oleh orang lain saat melakukan sesuatu dan senang saat digendong oleh orang yang disukainya.
      Ketika usia balita 2 tahun 5 bulan atau 30 bulan, ia sudah bisa menyebut nama teman sepermainannya. Selain itu, usia 2 tahun adalah masa anak belajar untuk mandiri, melakukan banyak hal sendiri yang berhubungan dengan perkembangan emosional. Rasa penasaran anak meningkat cukup tajam di usia 2 tahun. Mengutip dari sebagian besar anak menghabiskan waktunya untuk mencoba memahami sejauh mana kemampuan sosial, lingkungan, dan perkembangan kognitif anak. Pendampingan Anda sangat penting dalam fase ini. Meski ia sedang ingin mencoba banyak hal sendiri, tetap temani si kecil untuk memberinya bantuan agak perkembangan. emosional dan sosial anak usia dini tetap terpantau. Ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan emosional pada anak.
c. Usia 3-4 tahun
     Bagaimana perkembangan emosional dan sosial anak usia dini rentang 3-4 tahun? Di usia ini, anak perlahan mengenali emosinya. Usia 3 tahun adalah umur yang cukup muda untuk anak mengerti dan mengendalikan emosi yang ada di dalam dirinya.
      Sebagai contoh, ketika ia menemukan sesuatu yang lucu, ia sangat histeris akan hal itu. Begitu juga ketika anak menemukan hal yang membuatnya marah, teriakan dan tangisan menjadi pelampiasan emosi si kecil.
d. Usia 4-5 tahun
      Rentang usia 4-5 tahun, anak sudah mengenal dan mengendalikan emosinya sendiri. Ia mampu menenangkan teman sedang bersedih dan bisa merasakan yang dirasakan temannya. Namun, si kecil tidak selalu bisa kooperatif, sisi egois anak juga bisa hadir ketika suasana hatinya kurang baik. Di usia ini, selera humor pada anak mulai muncul dan ia mulai berusaha melucu dalam beberapa kesempatan. Anda akan melihat anak usia 4 tahun berusaha melucu dengan melakukan hal konyol untuk membuat. orang lain tertawa. Di usia 4-5 tahun, anak sedang gemar menghibur dengan cara bicara yang berbeda-beda dan unik. Sebagai contoh, membuat wajah unik atau bertingkah lucu yang bisa menarik perhatian orang lain.
      Menurut Nurjannah (2017) perkembangan sosial emosional anak usia dini merupakan proses belajar pada diri anak tentang berinteraksi dengan orang disekitarnya yang sesuai dengan aturan sosial dan anak lebih mampu dalam mengandalikan perasaannya yang sesuai dengan kemampuannya dalam mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaannya yang diperoleh secara bertahap dan melalui proses penguatan dan modeling.
      Berdasarkan dua pengertian di atas maka dapat disimpulkan perkembangan sosial emosional anak usia dini adalah proses perkembangan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan. sekitarnya kepada orang tua, teman sebaya dan orang dewasa. Serta proses perkembangan keadaan jiwa anak dalam memberikan respon terhadap keadaan dilingkungannyan yang sesuai dengan aturan sosial yang diperoleh melalui mendengar, mengamati, meniru dan dapat distimulasi melalui penguatan dan modeling (contoh).
       Hurlock (1993) perkembangan emosi terjadi sangat kuat pada. usia 2,5-3,5 dan 5,5-6,4 tahun.
1) Reaksi emosi anak sangat kuat, anak akan merespon peristiwa dengan kadar emosi yang sama. Semakin bertambah usia anak samakin mampu untuk mengontrol emosinya..
2) Reaksi emosi muncul setiap peristiwa dengan cara yang diinginkannya dan dengan waktu yang diinginkannya pula.
3) Emosi mudah berubah dan memperlihatkan reaksi spontanitas atau kondisi asli dan anak sangat terbuka dengan pengalaman- pengalaman hatinya.
4) Reaksi emosi berdsifat individual dan pemicu emosi yang sama, namun reaksi yang ditimbulkan berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh factor pemicu emosi
5) keadaan emosi anak dikendalikan dengan gejala tingkah laku yang ditampilkan dan anak sulit mengungkapkan emosi secara verbal dan emosi mudah dikenali melalui tingkah laku yang ditunjukkan.
Hurlock (1978) perilaku prososial yang umum terjadi pada diri anak diantaranya: