Mohon tunggu...
Nanda Sani
Nanda Sani Mohon Tunggu... -

menulis prosa pendek :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dasalogi Rindu

28 Juli 2011   08:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:18 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

#1
Hari Satu

jeda kini bersenyawa dgn kita
pisahkan raga tapi jiwa tak kuasa
menggantung ragu ditengah rindu
mengusik asa dalam aku tak berlirik

digenggamku terukir kata kau sempat mengucap janji, ini baru hari satu.
bila sampai ku menunggu hingga sepuluh hari kau tak kembali,
jua tak sampai secarik larik yang membisik rindu sudah menggelitik, maka biarkan aku mencari
setengah jiwa yang dibawa kau lari sampai ke ruang bertitik.

-----
#2
Rintik di Malam Dua

ini malam kedua,
aku terduduk diam ditengah gemeritik gerimis yang mencipta sepi semakin mengiris.
kita sudah bertukar pesan singkat, tapi rasanya waktu malah semakin melambat.

masih ada delapan,
baiklah. kunikmati dulu berbagai santapan, nanti baru kita bertukar lagi pesan-pesan tentang rindu dan cerita bertahan.

------
#3
ah!

ah! tiga malam..
t i g a.

kini
aku bersemayam bersama para bocah yang memancing tawa, memamerkan
baju-baju baru yang dibeli bersama saat diskon ditebar dimana-mana.
tapi rindu tak bisa ditawar-tawar, meski diganti dengan sanak saudara yang menuturkan cinta dan tunjangan hari raya.

ah..
mana kabarmu sayang??
sedari tadi aku menunggu-nunggu, tapi yang kudapat malah kabar yang semakin mengganggu.

------
#4
Jeda

hari ini terkubur sepi. kamu lenyap dimakan masa.
tak ada berita.

maka tak ada cerita.

-------
#5

disini ramai.
bagaimana disana?

nampaknya belum ada setitik rindu darimu, sedangkan milikku sudah hampir rimbun menggelitik batin ini.
aku sudah memilin kata, tak terungkap tersungkur mati dibalik nisan perkara
tak kuasa aku bertanya, ada apa disana, bermanjakah kau dengannya?
karena disini, belum mau aku terluka lunta menderu dera lara.

jadi aku memilih membisu, biar hatiku yang menerka, akankah surga atau neraka setelah kita kembali bersua.
-----

#6
Yang Tak Selesai

ingat sajak tentang rindu dulu?
yang kubuat saat kau tengah melaju dan aku menunggu?

ya, sajak tentang hari sebanyak dasa.
sajak tentang aku yang menanti sampai kau kembali.

sajak yang kini hanya semakin berjarak.
kita tak lagi di tapak yang sama untuk dijejak.

hari keenam. dan kisah kita tenggelam. aku berhenti menyulam cerita, yang ada hanya prasangka.
dan kini, kenang yang meluka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun