Tidak sedikit yang melaporkan bahwa mereka yang overthinking menjadi terganggu jam tidurnya (sulit tidur atau sering terbangun), dan pola makan yang berantakan (kehilangan nafsu makan) ketika overthinking datang. Hal ini tentu saja dapat berdampak pada kesehatan fisik kita sendiri, diantara masalah dalam pencernaan dan pernafasan.
Mengelola Overthinking
Penelitian yang dilakukan di Fakultas Kedokteran di San Francisco menyebutkan bahwa lebih dari 80% pikiran manusia bersifat negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pikiran negatif seringkali dimiliki oleh sebagian besar manusia. Meskipun demikian, kita bisa melatih diri kita untuk belajar mengelola pikiran tersebut, diantaranya adalah :
1. Relaksasi Nafas.
Secara umum relaksasi nafas bertujuan untuk mengontrol pertukaran gas menjadi lebih efisien. Dengan demikian oksigen yang masuk ke tubuh (termasuk otak) menjadi lebih maksimal. Relaksasi nafas dikenal juga dapat mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan emosi positif.Â
Salah satu teknik relaksasi nafas yang dapat dilakukan adalah teknik 4-7-8, yaitu menarik nafas selama 4 detik, menahan nafas selama 7 detik, lalu menghembuskan nafas selama 8 detik. Lakukan secara berulang hingga dirasa lebih nyaman.
2. Mindfulness.
Mindfulness dapat diartikan sebagai suatu kondisi ketika kita sadar penuh dan hadir utuh disini dan saat ini tanpa memberikan penilaian apakah baik atau buruk.Â
Ketika kita overthinking pikiran kita loncat kesana kemari memikirkan suatu masalah, sehingga dengan mindfulness kita mengajak pikiran kita untuk "duduk" sejenak.
3. Melakukan aktivitas distraktif.
Melakukan aktivitas distraktif dapat menjadi strategi jangka pendek. Jika suasana hati sudah membaik, carilah alternatif solusi pemecahan masalah. Aktivitas yang dapat dilakukan seperti berolahraga, bertemu orang, membersihkan rumah, dsb.