Cerita dimulai dengan Glaucon, saudara Plato, yang menceritakan kisah tentang Gyges, seorang gembala Lydia. Suatu hari, Gyges menemukan sebuah cincin emas dalam sebuah gua setelah terjadi gempa bumi. Cincin tersebut memiliki kekuatan ajaib yang bisa membuat pemakainya menjadi tidak terlihat saat cincin itu diputar ke posisi tertentu.
Gyges segera menyadari kekuatan cincin tersebut dan menggunakannya untuk menyusup ke istana kerajaan, menggoda ratu, membunuh raja, dan akhirnya merebut takhta. Dengan cincin tersebut, Gyges bisa melakukan semua tindakan jahatnya tanpa takut ketahuan atau dihukum.
Pesan Moral:
Melalui cerita ini, Plato melalui karakter Glaucon mengajukan pertanyaan mendalam tentang sifat manusia dan moralitas: apakah manusia secara alami cenderung berbuat jahat jika mereka tahu tidak akan ada konsekuensi atas tindakan mereka? Glaucon berargumen bahwa jika seseorang memiliki kekuasaan tanpa pengawasan, mereka akan bertindak sesuai dengan kepentingan pribadi dan melakukan tindakan amoral.
 Diskursus Metafora The Ring of Gyges dan Fenomena Korupsi di Indonesia
Pendahuluan
Korupsi merupakan masalah serius yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Masalah ini tidak hanya mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan, tetapi juga menggerus kepercayaan publik terhadap pemerintah dan merusak struktur sosial. Untuk memahami fenomena korupsi secara lebih mendalam, kita dapat menggunakan metafora dari kisah klasik "The Ring of Gyges" yang diceritakan oleh Plato dalam karyanya "The Republic". Metafora ini menawarkan wawasan tentang perilaku manusia ketika diberi kekuasaan tanpa batas dan tanpa pengawasan.
Metafora The Ring of Gyges
Asal Usul:
"The Ring of Gyges" adalah kisah yang diceritakan oleh Glaucon dalam dialog Plato, "The Republic". Cerita ini mengisahkan seorang gembala bernama Gyges yang menemukan sebuah cincin yang memberinya kekuatan untuk menjadi tidak terlihat. Dengan kekuatan ini, Gyges melakukan berbagai tindakan amoral tanpa takut ketahuan atau dihukum, termasuk membunuh raja dan merebut takhta.
Pesan Moral: