Mohon tunggu...
Nanda Nurjaman
Nanda Nurjaman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lebih Dalam Walimatussafar, Tradisi Sebelum Berangkat Haji

22 Juni 2022   10:15 Diperbarui: 22 Juni 2022   15:13 6406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang sangat istimewa selain bulan suci Ramadhan. Bulan ini dimuliakan oleh Allah Swt dan memiliki banyak keutamaan yang disunnahkan untuk kita lakukan. Diantaranya mulai dari puasa sunah arafah, penyembelihan hewan qurban dan ibadah haji.

Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam dalam agama islam. Bagi umat muslim yang sudah dirasa cukup mampu atau telah memenuhi syarat maka diwajibkan untuk menunaikan ibadah yang satu ini. Apalagi di negara kita ini untuk melaksanakan ibadah haji harus rela mengantri menunggu giliran kuota haji pertahunnya, bahkan bisa saja kita menunggu sampai belasan tahun.

Berbicara mengenai ibadah haji di Indonesia sendiri terdapat sebuah tradisi yang sering dilakukan sebelum mereka berangkat haji ke Baitullah, tradisi tersebut dinamakan walimatussafar. 

Walimatussafar bisa diartikan sebagai acara syukuran sekaligus berpamitan untuk berangkat ke Tanah Suci dalam rangka menunaikan ibadah haji. Istilah walimatussafar berasal dari dua kata dalam Bahasa arab yaitu, walimah dan safar. 

Walimah atau wala bisa diartikan dekat, dekat dalam arti disini didefinisikan sebagai orang yang dekat dengan Allah Swt. Namun ada juga Sebagian yang mengartikan walimah sebagai pesta perjamuan. Sementara itu safar memiliki arti perjalanan. Jadi walimatussafar adalah perjamuan atas rasa syukur orang yang hendak melakukan perjalanan jauh yakni menunaikan ibadah haji.

Tradisi ini juga telah ditemukan sejak zaman kolonial Belanda, hal ini terungkap melalui catatan Dien Majid. Jadi walimatussfar itu biasanya dilaksanakan sebagai slametan sebelum berangkat haji atau umroh. 

Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan kepada calon Jemaah haji yang akan melaksanakan perjalanan jauh dengan jangka waktu yang sangat Panjang pada waktu itu. 

Bisa juga dalam walimatussafar ini menjadi pertemuan terakhir Bersama calon Jemaah haji, mengapa demikian? Hal ini dikarenakan bukan tidak mungkin para Jemaah haji itu bisa saja meninggal pada saat perjalanan menuju Makkah ataupun perjalanan pulang ke negeri masing-masing.

Perjalanan Jemaah haji pada zaman kolonial Belanda sangatlah berbeda dengan zaman sekarang, pada waktu itu para Jemaah pergi menggunakan kapal laut terombang-ambing angin laut dan bahkan bisa saja kapal laut itu terbalik lalu tenggelam. 

Berbeda sekali dengan zaman sekarang yang sudah disuguhkan teknologi yang sangat canggih yakni menggunakan pesawat terbang, biasanya perjalanan yang ditempuh menggunakan kapal laut berbulan-bulan bahkan bisa bertahun-tahun, dengan menggunakan kapal terbang hanya menempuh perjalanan berjam-jam.

Lantas bagaimana hukum dari walimatussafar itu sendiri?

Dilansir dari media Nu online, menurut ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama Lampung yakni KH. Munawir, ia menjelaskan bahwa tradisi atau upacara walimatussafar merupakan sunah yang dilaksanakan umat islam sejak masa Rasulullah SAW. 

"Mengadakan walimah haji atau tasyakuran yang dilakukan seseorang pulang dari mengadakan perjalanan jauh adalah termasuk perbuatan yang disunnahkan. Jadi walimatussafar itu bukan kegiatan yang tidak memiliki dasar sama sekali sehingga tergolong kegiatan yang dilarang" tegas kiai Munawir. 

Dari pendapat sang kiai kita bisa menyimpulkan bahwa melaksanakan walimatussafar itu diperbolehkan dengan catatan orang itu mampu dan tidak memaksakan diri.

Selain itu terdapat sebuah hadits Nabi yang berbunyi "Umat muslim yang berkumpul di suatu majelis membaca ayat-ayat suci Al-Quran dan mengadakan majelis ilmu, Allah akan menurunkan rahmat kepada mereka" (HR Muslim). 

Jangan sampai karena gengsi kita ingin membuat acara walimatussafar secara berlebihan diluar batas kemampuan kita, apalagi sampai kita meminjam uang kesana kemari untuk berhutang. Yang perlu digarisbawahi bahwa acara walimatussafar itu merupakan bentuk rasa syukur kita yang hendak melalukan ibadah haji, bukan untuk menyombongkan diri apalagi berfoya-foya.

Walimatussafar biasanya diisi oleh berbagai rangkaian acara, Adapun isinya biasanya kurang lebih sama seperti acara tasyakuran. Mulai dari acara sambutan sohibul hajat, ceramah agama, halal bihalal sekaligus memohon maaf serta doa kepada seluruh orang agar diberi kelancaran sampai tujuan. Lalu terdapat acara hiburan seperti hadroh dan lain sebagainnya. Pada ujung acara biasanya dilakukan sesi makan bersama serta berbincang-bincang sembari menyantap makanan.

Dari rangkaian acara kegiatan tersebut terdapat nilai-nilai positif yang dapat kita ambil diantaranya adalah mempererat silaturahmi. Saudara atau keluarga yang jauh sekalipun seringkali untuk menyempatkan untuk hadir dalam acara seperti walimatussafar dan hal inilah yang menjadi nilai poin plus. Semoga sekalipun tidak adanya acara seperti walimatussafar kita senantiasa bisa untuk bersilaturahmi dengan orang aamiin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun