Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang sangat istimewa selain bulan suci Ramadhan. Bulan ini dimuliakan oleh Allah Swt dan memiliki banyak keutamaan yang disunnahkan untuk kita lakukan. Diantaranya mulai dari puasa sunah arafah, penyembelihan hewan qurban dan ibadah haji.
Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam dalam agama islam. Bagi umat muslim yang sudah dirasa cukup mampu atau telah memenuhi syarat maka diwajibkan untuk menunaikan ibadah yang satu ini. Apalagi di negara kita ini untuk melaksanakan ibadah haji harus rela mengantri menunggu giliran kuota haji pertahunnya, bahkan bisa saja kita menunggu sampai belasan tahun.
Berbicara mengenai ibadah haji di Indonesia sendiri terdapat sebuah tradisi yang sering dilakukan sebelum mereka berangkat haji ke Baitullah, tradisi tersebut dinamakan walimatussafar.Â
Walimatussafar bisa diartikan sebagai acara syukuran sekaligus berpamitan untuk berangkat ke Tanah Suci dalam rangka menunaikan ibadah haji. Istilah walimatussafar berasal dari dua kata dalam Bahasa arab yaitu, walimah dan safar.Â
Walimah atau wala bisa diartikan dekat, dekat dalam arti disini didefinisikan sebagai orang yang dekat dengan Allah Swt. Namun ada juga Sebagian yang mengartikan walimah sebagai pesta perjamuan. Sementara itu safar memiliki arti perjalanan. Jadi walimatussafar adalah perjamuan atas rasa syukur orang yang hendak melakukan perjalanan jauh yakni menunaikan ibadah haji.
Tradisi ini juga telah ditemukan sejak zaman kolonial Belanda, hal ini terungkap melalui catatan Dien Majid. Jadi walimatussfar itu biasanya dilaksanakan sebagai slametan sebelum berangkat haji atau umroh.Â
Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan kepada calon Jemaah haji yang akan melaksanakan perjalanan jauh dengan jangka waktu yang sangat Panjang pada waktu itu.Â
Bisa juga dalam walimatussafar ini menjadi pertemuan terakhir Bersama calon Jemaah haji, mengapa demikian? Hal ini dikarenakan bukan tidak mungkin para Jemaah haji itu bisa saja meninggal pada saat perjalanan menuju Makkah ataupun perjalanan pulang ke negeri masing-masing.
Perjalanan Jemaah haji pada zaman kolonial Belanda sangatlah berbeda dengan zaman sekarang, pada waktu itu para Jemaah pergi menggunakan kapal laut terombang-ambing angin laut dan bahkan bisa saja kapal laut itu terbalik lalu tenggelam.Â
Berbeda sekali dengan zaman sekarang yang sudah disuguhkan teknologi yang sangat canggih yakni menggunakan pesawat terbang, biasanya perjalanan yang ditempuh menggunakan kapal laut berbulan-bulan bahkan bisa bertahun-tahun, dengan menggunakan kapal terbang hanya menempuh perjalanan berjam-jam.
Lantas bagaimana hukum dari walimatussafar itu sendiri?