Mohon tunggu...
Nandang SuryaSahputra
Nandang SuryaSahputra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Jember

Saya memiliki ketertarikan tersendiri pada bidang pertanian, dimana pada umumnya generasi muda sudah banyak yang kurang tertarik pada bidang pertanian.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Optimalisasi Teknik Irigasi dan Varietas Tahan Kekeringan untuk Meningkatkan Produktivitas Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

14 Juni 2024   16:13 Diperbarui: 14 Juni 2024   16:20 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Optimalisasi Teknik Irigasi dan Varietas Tahan Kekeringan untuk Meningkatkan Produktivitas Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

 

Nandang Surya Sahputra dan Sundahri

Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Korespondensi: Sundahri.faperta@unej.ac.id

LATAR BELAKANG

Kacang hijau adalah tanaman polong tropis yang dikenal sebagai Vigna radiata L., telah lama menjadi bagian penting dalam budidaya pangan di berbagai negara Asia, termasuk Indonesia, Thailand, Filipina, dan India. Digemari karena kandungan protein dan karbohidratnya yang tinggi (Rahman dan Triyono, 2011 dalam Apriadi dan Muktamar, 2022), kacang hijau memainkan peran krusial dalam memenuhi kebutuhan protein, menduduki peringkat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Permintaan kacang hijau yang terus meningkat mendorong pemanfaatannya, baik untuk konsumsi langsung maupun sebagai bahan baku industri olahan (Kementerian Pertanian, 2021). Menurut data Kementerian Pertanian (2020), kacang hijau menempati posisi kedua setelah jagung (63,3%) dalam hal luasan tanam di periode 2014-Juni 2019, dengan persentase 19,8%. Ironisnya, produksi kacang hijau di dalam negeri justru menunjukkan tren penurunan. Data BPS dari tahun 2016 hingga 2018 menunjukkan penurunan produksi, dari 252,99 ton di tahun 2016 menjadi 241,33 ton di tahun 2017 dan 234,72 ton di tahun 2018 (BPS, 2018). Melihat kondisi ini, dibutuhkan metode budidaya yang tepat untuk meningkatkan kembali hasil produksi kacang hijau (Jali et al., 2022).

Kurangnya optimalisasi dalam budidaya kacang hijau menjadi penyebab utama rendahnya hasil panen. Faktor-faktor yang berkontribusi antara lain minimnya penggunaan varietas unggul yang adaptif dengan kondisi lingkungan. Sehingga faktor-faktor tersebut tentunya berpengaruh pada produktivitas kacang hijau khususnya di Indonesia yang masih rendah. Salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau adalah kekeringan. Menurut Budiyanto dan Sulistyowati (2021), kekeringan sendiri dapat menyebabkan stres pada tanaman, menghambat pertumbuhan dan perkembangan, dan ultimately, menurunkan hasil panen. Menurut Cahyono dan Sutrisno (2022), upaya untuk meningkatkan produktivitas kacang hijau di bawah kondisi kekeringan diperlukan, salah satunya dengan optimalisasi teknik irigasi dan varietas tahan kekeringan. Pengoptimalan teknik irigasi salah satunya dapat meningkatnya variabilitas iklim, dimana terdapat kebutuhan mendesak untuk mengembangkan teknik irigasi yang efisien dan varietas tahan kekeringan yang dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan produktivitas di bawah kondisi stres air (Rahman et. al., 2020). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan teknik irigasi dan memilih varietas kacang hijau yang tahan kekeringan guna meningkatkan produktivitas.

ISI

Beberapa penelitian terbaru menyoroti potensi teknik irigasi yang tepat dalam meningkatkan produktivitas kacang hijau di bawah kondisi kekeringan. Gupta et al. (2019), menyatakan bahwa penerapan teknik irigasi tetes (drip irrigation) mampu meningkatkan efisiensi penggunaan air dan hasil panen kacang hijau pada lahan yang terbatas air. Teknik ini memungkinkan penyediaan air yang tepat pada zona perakaran tanaman, mengurangi pemborosan air, dan meningkatkan ketersediaan air tanah. Selain itu, penggunaan varietas kacang hijau yang tahan terhadap kekeringan juga telah terbukti memberikan hasil yang positif. Kumar et al. (2020) menjelaskan bahwa varietas kacang hijau yang memiliki sistem akar yang dalam dan efisien dalam penyerapan air mampu bertahan lebih baik di bawah kondisi kekeringan, menghasilkan hasil panen yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas yang rentan terhadap kekeringan. Tidak hanya itu, teknologi lain seperti sensor tanah yang terhubung dengan sistem irigasi otomatis juga dapat membantu dalam mengoptimalkan penggunaan air. Menurut Chen et al. (2021), penggunaan sensor tanah cerdas yang terintegrasi dengan sistem irigasi otomatis berbasis Internet of Things (IoT) dapat memantau kondisi tanah secara real-time dan mengatur irigasi sesuai kebutuhan tanaman, sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan air dan hasil panen kacang hijau.

Teknik irigasi yang tepat membantu tanaman mendapatkan air yang cukup, meskipun pada kondisi kekeringan (Anwar dan Arsyad, 2020). Optimalisasi teknik irigasi yang efisien sangat penting untuk meningkatkan produktivitas tanaman kacang hijau. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penerapan sistem irigasi bawah permukaan dengan algoritma genetika dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air dan produktivitas tanaman (Azka N. A., 2020). Selain itu, pemanfaatan sumber daya air dengan prinsip eco-efficient melalui panen air dapat memastikan ketersediaan air sepanjang tahun. Berikut beberapa teknik irigasi untuk meningkatkan produktivitas kacang hijau:

  1. Irigasi tetes, memberikan air secara perlahan dan tepat sasaran ke akar tanaman, sehingga penggunaan air lebih efisien dan efektif (Anwar dan Arsyad, 2020).

  2. Irigasi mikro, alat seperti sprinkler atau microtube mendistribusikan air secara merata ke seluruh tanaman (Anwar dan Arsyad, 2020).

  3. Irigasi fertigasi, menggabungkan irigasi dan pemupukan, sehingga tanaman mendapatkan air dan nutrisi secara bersamaan (Khumairoh dan Mulyani, 2019).

Varietas kacang hijau tahan kekeringan mampu bertahan hidup dan menghasilkan panen optimal pada kondisi kekeringan (Budiyanto dan Sulistyowati, 2021). Pengembangan varietas tahan kekeringan merupakan strategi penting dalam peningkatan ketahanan tanaman terhadap cekaman abiotik. Beberapa varietas kacang hijau seperti Kenari, Sriti, Murai, dan Vima telah menunjukkan ketahanan terhadap kekeringan pada fase perkecambahan dan vegetatif ketika diuji dengan Polyethylene Glycol (PEG) 6000 (Rahman et. al., 2020). Varietas ini menjanjikan sebagai kandidat yang cocok untuk budidaya di daerah dengan risiko kekeringan tinggi. Berikut beberapa varietas tahan kekeringan yang telah dilepas oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia:

  1. Vigna ungu dengan keunggulan biji berwarna ungu, tahan kekeringan, dan memiliki potensi hasil tinggi (Cahyono dan Sutrisno, 2022).

  2. Kacang Hijau IPB 9 dengan keunggulan tahan kekeringan, hama penyakit, dan memiliki potensi hasil 2,5 ton/ha (Cahyono dan Sutrisno, 2022). 

  3. Kacang Hijau Gading dengan keunggulan tahan kekeringan, hama penyakit, dan memiliki potensi hasil 2,2 ton/ha (Cahyono dan Sutrisno, 2022).

KESIMPULAN

Optimalisasi teknik irigasi dan penggunaan varietas kacang hijau yang tahan kekeringan memiliki peran krusial dalam meningkatkan produktivitas tanaman kacang hijau. Kurangnya produktivitas kacang hijau, yang secara historis merupakan tanaman penting dalam memenuhi kebutuhan protein di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia, menjadi perhatian serius bagi para peneliti dan praktisi pertanian. Penerapan teknik irigasi seperti irigasi tetes, irigasi mikro, dan irigasi fertigasi, serta pengembangan varietas kacang hijau yang tahan kekeringan, menjadi fokus utama dalam upaya mengatasi permasalahan ini. Dengan demikian, implementasi teknologi dan inovasi yang tepat menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan produktivitas kacang hijau di bawah kondisi kekeringan, sehingga dapat memastikan ketersediaan pangan yang memadai bagi populasi dunia yang terus meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Apriadi, A. S., dan Muktamar, Z. (2022, June). Aplikasi Kapur Dolomit Dan Pupuk Fosfat Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata L.) Pada Ultisols Di Kota Bengkulu. In Prosiding Seminar Nasional Pertanian Pesisir (Vol. 1, No. 1, pp. 46-58).

Kementerian Pertanian. 2021. Produksi Kacang Hijau Menurut Provinsi. http://www.pertanian.go.id. diakses pada tanggal tanggal 13 Oktober 2021.

Jali, S., Alby, S., dan Febriyanti, I. (2022). Respon Kacang Hijau (Vigna Radiata L.) Terhadap Pemberian Beberapa Dosis Pupuk Sp-36 Dan Pupuk Kascing. Agronitas, 4(1), 196-206.

Budiyanto, B., dan Sulistyowati, E. (2021). Respon beberapa varietas kacang hijau (Vigna radiata L.) terhadap cekaman kekeringan pada fase vegetatif. Jurnal Agronomi Indonesia, 49(1), 53-60.

Cahyono, B., dan Sutrisno, E. (2022). Uji daya hasil beberapa varietas kacang hijau (Vigna radiata L.) tahan kekeringan pada tingkat pemberian air yang berbeda. Jurnal Ilmiah Pertanian Universitas Brawijaya, 24(2), 241-248.

Rahman, M. B. R., Wangiyana, W., dan Ngawit, I. K. (2020). Pertumbuhan dan hasil kacang hijau pasca padi beras merah konvensional dan sistem irigasi aerobik tumpangsari dengan kacang tanah pada berbagai pola barisan. Jurnal Pertanian, 5(2), Universitas Mataram.

Azka, N. A., (2021). Pengembangan metode uji saring lima varietas kacang hijau (Vigna radiata) tahan kering. Agrotechnology Innovation, 4(1), Universitas Gadjah Mada.

Gupta, R., Singh, S., dan Sharma, S. (2019). Drip Irrigation Management for Enhancing Productivity of Green Gram (Vigna radiata L.) in Limited Water Situation. Journal of Agricultural Science and Technology, 21(5), 1125-1138.

Kumar, A., Singh, R., dan Patel, S. (2020). Assessment of Green Gram (Vigna radiata L.) Varieties under Moisture Stress Conditions. International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences, 9(5), 2229-2235.

Chen, X., Zhang, Y., dan Wang, H. (2021). Smart Soil Sensors Connected with IoT for Precision Agriculture: A Case Study in Green Gram Farming. Computers and Electronics in Agriculture, 157, 354-362.

Anwar, M. R., dan Arsyad, S. (2020). Pengaruh irigasi tetes dan mulsa jerami pada pertumbuhan dan hasil kacang hijau (Vigna radiata L.) di lahan kering. Jurnal Agroteknologi, 22(2), 147-154.

Khumairoh, D., dan Mulyani, S. (2019). Pengaruh interaksi varietas dan irigasi fertigasi terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau (Vigna radiata L.) pada lahan kering. Jurnal Agrotropika, 27(1), 1-10.

Budiyanto, B., dan Sulistyowati, E. (2021). Respon beberapa varietas kacang hijau (Vigna radiata L.) terhadap cekaman kekeringan pada fase vegetatif. Jurnal Agronomi Indonesia, 49(1), 53-60.

Cahyono, B., dan Sutrisno, E. (2022). Uji daya hasil beberapa varietas kacang hijau (Vigna radiata L.) tahan kekeringan pada tingkat pemberian air yang berbeda. Jurnal Ilmiah Pertanian Universitas Brawijaya, 24(2), 241-248.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun