Artinya apapun yang memang terjadi untuk kita, sejauh apapun ia pergi pasti akan menghampiri kita. Begitupun sebaliknya, jika memang itu bukan tadkir kita maka dengan sendirinya ia akan menjauh dari kita. Dalam Al-Qur'an surat al hajj ayat 70 Allah berfirman:Â
"Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahasannya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah"
Buya Hamka menjelaskan dalam kitab tafsir  karangannya, bahwasannya kecil dan besar kemungkinan di langit dan di bumi semuanya tidak luput dari pengetahuan Allah.  Kehidupan ini ibarat sebuah drama. Semua skenario telah Allah tetapkan kehidupan kita sudah tercatat dan tersusun di Lauh mafudz.
Kesimpulan pembahasan ini adalah takdir dan kebebasan adalah dua konsep yang saling terkait dalam kehidupan manusia. Meskipun Sebagai manusia pada hakikatnya kita bebas berusaha, berusaha dan mengejar mimpi-mimipi, namun demikian takdir yang telah dijamin Allah akan tetap berlangsung, terlepas dari apakah kita senang atau tidak. Cerita tentang bagaimana sahabat saya yang tidak lulus masuk Fakultas Kedokteran menunjukkan bahwa meskipun kita bermimpi tinggi dan bekerja keras, kitapun masih harus tunduk pada kuasa Allah. Karena itu lah untuk setiap tekdir yang terjadi pada kehidupan kita, tetap berbaik sangka kepada Allah.
Reverensi
Al-Qur'an
1. Al- Hifnawi, Muhammad Ibrahim. 2007. Tafsir Al-Qurthubi, Jilid 2. Hal 87. Jakarta: Pustaka Azam.
2. Al- Hifnawi, Muhammad Ibrahim. 2007. Tafsir Al-Qurthubi, Jilid 2. Hal 88. Jakarta: Pustaka Azam.
Amrullah, AbdulMalilk AbdulKarim. 2003. Tafsir Al-Azhar. Jilid 6. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTDÂ
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H