Dengan kata lain, dengan mudahnya kita menyalahkan orang lain tanpa mau melihat situasi yang menyebabkan orang tersebut melakukan hal itu. Tapi seandainya hal yang tidak mengenakkan tersebut terjadi kepada diri kita maka kita dengan entengnya menyalahkan situasi.
Bias Atribusi ini sangat berbahaya terutama bagi kamu yang berada di posisi pemimpin karena kamu akan menjadi buta terhadap kondisi tim kamu.
Dengan buta dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi tim kamu, maka kepemimpinan kamu akan tidak ada artinya lagi di mata mereka.
Kamu hanya akan dianggap sebagai bos, atasan, yang hanya mereka patuhi ketika ada pekerjaaan namun kamu tidak akan memperoleh respek dari mereka.
Bagaimana Cara Menghindarinya?
Saya harus mengakui bahwa sebenarnya Bias Atribusi ini memang sangat sulit dihindari oleh kita sebagaimana bias-bias kognitif lainnya.
Otak kita memang cenderung suka jalan pintas dan repotnya lagi kita sebagai pengendali otak kita sendiri juga malas untuk mengajak otak berlatih untuk menghindari bias-bias ini.
Secara naluriah kita pasti lebih nyaman menyalahkan kondisi dan orang lain tanpa mau mempertimbangkan faktor lain.
Namun demikian kita tetap harus berusaha mengurangi dan menghindarinya. Beberapa cara dapat dilakukan untuk meminimalisasi dampak dari Bias Atribusi ini terhadap kesehatan mental anggota tim dan juga diri sendiri.
1. Dalam setiap kondisi coba tempatkan diri kita di posisi orang lain
Tidak mudah memang selalu menempatkan diri di posisi orang lain, saya pribadi juga mengakui hal ini sulit karena tingkat ego yang berbeda dari setiap orang.
Ketika besaran ego kita melebihi gunung Everest maka saya yakin kita akan sangat sulit melakukan langkah pertama ini.