Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Fenomena Bias Atribusi Yang Tidak Kamu Sadari

7 Maret 2022   18:56 Diperbarui: 9 April 2022   18:52 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Jason Rosewell on Unsplash 

Dengan kata lain, dengan mudahnya kita menyalahkan orang lain tanpa mau melihat situasi yang menyebabkan orang tersebut melakukan hal itu. Tapi seandainya hal yang tidak mengenakkan tersebut terjadi kepada diri kita maka kita dengan entengnya menyalahkan situasi.

Bias Atribusi ini sangat berbahaya terutama bagi kamu yang berada di posisi pemimpin karena kamu akan menjadi buta terhadap kondisi tim kamu.

Dengan buta dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi tim kamu, maka kepemimpinan kamu akan tidak ada artinya lagi di mata mereka.

Kamu hanya akan dianggap sebagai bos, atasan, yang hanya mereka patuhi ketika ada pekerjaaan namun kamu tidak akan memperoleh respek dari mereka.

Foto oleh Limor Zellermayer on Unsplash 
Foto oleh Limor Zellermayer on Unsplash 

Bagaimana Cara Menghindarinya?

Saya harus mengakui bahwa sebenarnya Bias Atribusi ini memang sangat sulit dihindari oleh kita sebagaimana bias-bias kognitif lainnya.

Otak kita memang cenderung suka jalan pintas dan repotnya lagi kita sebagai pengendali otak kita sendiri juga malas untuk mengajak otak berlatih untuk menghindari bias-bias ini.

Secara naluriah kita pasti lebih nyaman menyalahkan kondisi dan orang lain tanpa mau mempertimbangkan faktor lain.

Namun demikian kita tetap harus berusaha mengurangi dan menghindarinya. Beberapa cara dapat dilakukan untuk meminimalisasi dampak dari Bias Atribusi ini terhadap kesehatan mental anggota tim dan juga diri sendiri.

1. Dalam setiap kondisi coba tempatkan diri kita di posisi orang lain

Tidak mudah memang selalu menempatkan diri di posisi orang lain, saya pribadi juga mengakui hal ini sulit karena tingkat ego yang berbeda dari setiap orang.

Ketika besaran ego kita melebihi gunung Everest maka saya yakin kita akan sangat sulit melakukan langkah pertama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun