Namun memaki-maki anggota tim di depan anggota tim lainnya jelas bukan merupakan gaya kepemimpinan yang dapat diterima.
Model marah-marah di depan publik atau anggota tim tersebut, walaupun memang anggota tim kita tidak bisa bekerja, tetap saja merupakan perundungan yang harus dihindari.
Dalam setiap kegagalan bisnis, produk, atau apa pun itu merupakan hasil akhir yang tentunya dari awal sudah pasti melibatkan si pemimpin.
Nah, logikanya ketika suatu produk, misalnya dalam cerita di atas gagal di pasar, jelas itu bukan kesalahan satu orang saja namun merupakan kegagalan kolektif termasuk si pemimpin.
Gaya kepemimpinan bukan berarti kita sebagai pemimpin bisa dengan santai melakukan perundungan di muka umum tanpa mau belajar bahwa mungkin saja ada persentase kontribusi kita di kegagalan tersebut.
Pemimpin adalah seseorang yang dipercaya mampu mengambil tindakan dan tanggung jawab lebih dalam suatu organisasi.
Oleh karena itu, seorang pemimpin harus mampu memberikan dampak positif dengan cara yang positif pula untuk pekerjaan dan juga timnya.
Ketika seorang pemimpin berlindung di balik gaya kepemimpinan untuk melakukan perundungan terhadap seseorang, terlepas latar belakangnya, tetap tidak bisa diterima.
Berlindung di balik gaya kepemimpinan atau dengan alasan seorang pemimpin mengalami tekanan lebih dan akhirnya melakukan perundungan dengan dalih terbawa emosi jelas bukan hal yang baik.
Kalau seorang pemimpin merasa tertekan secara psikologis dan butuh penyaluran, ya jangan melampiaskan ke anggota timnya.