Dengan kata lain, strategi tersebut mendorong perusahaan untuk menciptakan produk kepada konsumen untuk menghasilkan keuntungan yang besar dan mengungguli persaingan.
Di sisi lain strategi keunggulan kompetitif adalah kemampuan dan kelebihan yang dimiliki perusahaan dibanding perusahaan lainnya.
Misal, perusahaan X menjual produk jas hujan serba guna yang memiliki saku banyak dan anti air dan dijual dengan murah.
Hal itu lebih baik dari pesaing yang hanya menjual jas hujan yang sama tapi tidak selengkap jas hujan perusahaan X dan dari segi harga pun tidak lebih murah.
Nintendo, salah satu kisah sukses "Blue Ocean Strategy," juga tidak bertahan lama di samudra biru. Bahkan, nilai perusahaan mulai menurun dua tahun setelah buku strategi Blue Ocean diterbitkan.
Akibatnya, saya bertanya-tanya mengapa Nintendo gagal di Samudra biru yang mereka ciptakan sendiri.
Berapa lama samudra biru bisa bertahan? Dengan kata lain, butuh waktu berapa lama hingga samudra biru kembali menjadi Samudra merah yang penuh persaingan?
Apa Yang Harus Dilakukan Perusahaan
Nah, dengan premis tersebut maka menurut saya di saat seperti ini, maka sebaiknya perusahaan fokus dulu kepada strategi keunggulan kompetitif dan di saat bersamaan mulai menganalisis kemungkinan penciptaan keunggulan kompetitif baru.
Hal penting karena seluas-luasnya samudra biru yang diciptakan perusahaan maka suatu saat pun akan menjadi samudra merah yang kembali penuh persaingan.
Tujuan utama perusahaan adalah bagaimana menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya dengan modal seefisien mungkin.
Untuk meraih hal tersebut maka caranya adalah dengan membangun keunggulan kompetitif yang maksimal.