Perubahan sekecil apa pun dalam perilaku konsumen membutuhkan pengelolaan dan strategi baru yang lebih kompetitif.
Intinya, strategi agile transformation pada tingkat perusahaan berarti ada pergerakan model bisnis, struktur, proses, sumber daya manusia, dan teknologi menuju model operasi baru.
Agile transformation harus bersifat komprehensif dan menekankan kepada konsistensi dan penciptaan struktur-struktur baru dengan tepat sesuai kebutuhan.
Nah, yang menjadi permasalahan adalah banyak perusahaan yang tidak jelas mengenai hal apa yang harus mereka lakukan.
Yang terjadi malahan penumpukan struktur, proses bisnis yang tidak mengacu kepada perilaku konsumen, dan model operasi yang kaku.
Hal yang Harus Dilakukan Perusahaan
Hal fundamental yang harus dilakukan adalah penyelarasan tentang tujuan agile transformation dilakukan.
Ini penting untuk memberikan tujuan dan gambaran yang jelas kepada seluruh level di dalam perusahaan mengenai "mengapa" perlu agile transformation.
Dalam contoh Adobe di atas, menggunakan agile transformation untuk mendorong perubahan budaya perusahaan.
Agile transformation menjadi peta perjalanan dengan tujuan yang jelas, memberikan nilai kepada konsumen, karyawan, dan bisnis.
Agile transformation dijadikan titik pusat sekaligus acuan untuk pola kerja, dan bisnis yang mengarah kepada penerapan model bisnis baru.
Beberapa hal bisa dilakukan oleh perusahaan untuk mulai mencoba menerapkan agile transformation ini sebagai berikut: