Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misteri Umur Berakhirkan Angka 9

4 Juli 2021   17:07 Diperbarui: 9 Juli 2021   09:15 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen bahagia | Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Cara kerja nine-ender ini pertama kali diteliti oleh Alter dan Hershfield dalam suatu perlombaan lari maraton. Temuannya adalah orang yang pertama kali mengikuti maraton di usia 29 dan 49 tahun jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan usia lain. 

Alter dan Hershfield lantas menyebut orang-orang ini sebagai Nine Enders, di mana orang cenderung melakukan sesuatu yang berbeda di usia berakhirkan angka sembilan karena keinginan untuk membentuk kebiasaan yang berbeda saat memulai dekade baru.

Jika hasil penelitian ini saya elaborasi lebih lanjut, saya pikir para nine enders ini adalah orang-orang yang mampu mendobrak kebiasaan dan perilaku mereka sendiri. 

Hal ini kemudian saya coba refleksikan pada pengalaman pribadi saya, timing yang paling tepat mengubah kebiasaan itu adalah ketika kita mengalami momen-momen kehidupan yang bersinggungan dengan jalan hidup orang lain. 

Momen-momen tersebut akan menjadi suatu refleksi bagi diri kita sendiri. Baik momen bahagia atau sedih, momen terbaik atau pun momen terburuk.

Kalau kita coba berlogika, nine-ender dalam konteks budaya timur di Indonesia menjadi masuk akal. Sebagai contoh misalnya, umur 29 tahun adalah umur di mana biasanya rata-rata kebanyakan orang sudah mulai membangun rumah tangga dan menjejaki tangga karir.

Jika beruntung mungkin kita sudah mempunyai rumah dan keluarga kecil yang bahagia. Namun di umur ini juga mungkin energi muda tersebut mulai mendesak keluar dari jiwa kita.

Kita menjadi lebih bersemangat mengejar karir dan keuangan. Kita mungkin mulai mencoba hobi atau kebiasaan baru. Saya pribadi merasakan di usia tersebut saya sedang sangat tinggi untuk mengejar karir dan keuangan.

Kemudian satu dekade berikutnya saya merasa semuanya terasa berjalan biasa saja. Tanpa ada gejolak yang berarti. Tak lama setelah saya mencapai umur tiga puluh sembilan entah kenapa muncul semangat untuk melakukan refleksi dan renungan terhadap semua pencapaian-pencapaian saya selama ini.

Perasaan ini muncul begitu saja tanpa saya rencanakan. Perasaan ingin berkontribusi lebih besar, ingin berkembang lebih jauh, dan ingin meraih hal-hal baru yang selama ini hanya saya angan-angankan saja.

Tentunya perjalanan hidup masing-masing individu pasti berbeda-beda. Ada yang tidak perlu menunggu dulu sampai menjelang akhir dekade baru bergerak. Ada yang seperti saya, namun saya pikir ada juga yang tidak bergerak sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun