1. Cari tahu ke mana saja uang kita dihabiskan
Ini langkah dasar. Tanpa tahu kemana saja uang kita dihabiskan, kita tidak akan pernah bisa mengatur keuangan secara paripurna.
Buat daftar semua pengeluaran esensial dan yang tidak esensial kita sehari-hari. Cara ini akan membuat kita tahu biaya-biaya apa saja yang bisa kita cut.
Misalnya, ternyata kita menemukan biaya latte kita besar sekali karena kita bisa nge-latte dua kali sehari. Nah, coba ubah menjadi dua minggu sekali.
Dalam contoh cerita saya di atas, langkah pertama ini membuat saya tahu ada kebiasaan saya membeli gadget setahun sekali. Kemudian ini saya ubah menjadi beberapa tahun sekali.
Menderita? Pasti. Tapi bayangan uang sekolah anak saya yang naik 70% itu jauh lebih menderita buat saya.
2. Rela menghapus semua kebiasaan buruk yang menyangkut uang
Saya tahu ini berat, kebiasaan kita membeli barang-barang konsumtif yang sebenarnya tidak terlalu berguna itu sangat membebani keuangan kita.
Setelah kita lakukan langkah pertama, beranikan diri mengubah situasi dengan tidak lagi mengeluarkan biaya untuk hal-hal yang sebenarnya bisa kita substitusi atau kita hilangkan.Â
Tapi kok berat ya nge-latte dua kali sehari menjadi dua kali seminggu! Percaya deh, itu hanya masalah persepsi. Ngopi di manapun sama. Sama-sama pahit. Kamu masih tetap bisa melanjutkan hidup kan?
3. Bayar segera utang
Wah ini dia! Di masa sekarang saya paham kita sulit sekali menghindari utang. Itu realita. Yang terpenting adalah jangan sampai kita berutang untuk hal-hal yang sifatnya kebutuhan tersier.Â
Jika kamu punya hutang, segerakan untuk melunasinya. Ini penting agar dana tersebut bisa kita alihkan untuk hal-hal produktif lainnya.Â
Usahakan untuk tidak membayar utang dengan berutang. Coba dulu lakukan langkah pertama dan kedua di atas ya.