Pernahkah kamu merasa kenapa penghasilan kamu meningkat tapi biaya hidup kamu tetap sama, kamu belum bisa beli rumah, belum bisa beli mobil baru. Pernah?
Contoh lain misalnya, apakah kamu pernah kebingungan sekali bagaimana cara membayar utang-utang tagihan yang muncul akibat gaya hidup kamu yang sedikit hedonis itu. Pernah?
Atau pernahkah kamu merasa sudah menabung dengan benar dan rutin, namun tetap saja keuangan kamu di akhir bulan selalu seimbang.Â
Seimbang tanpa sisa...
Saya pernah. Begini ceritanya, sekitar 10 tahun yang lalu saya sedang tercenung di hadapan lembaran-lembaran kertas berisi tagihan kartu kredit. Tagihan-tagihan hasil gaya hidup yang sebenarnya setelah saya pikir-pikir tidak penting.
Nasi telah menjadi bubur, mau tidak mau saya harus memutar otak bagaimana melunasi tagihan-tagihan tersebut. Terbersit keinginan untuk berutang lagi agar bisa menutup utang.
Gali lubang tutup lubang, begitu kata peribahasa. Dua jam saya termenung berpikir apakah memang utang ini harus saya lunasi dengan berutang lagi, tapi akhirnya saya mengambil jalan lain.
Saya kemudian mengambil selembar kertas dan menuliskan semua biaya-biaya, mulai dari yang sangat penting sampai biaya yang sangat tidak penting.
Cara ini justru membuat saya menemukan hidden gem, yaitu ternyata banyak sekali biaya-biaya sangat tidak penting yang bisa saya cut dan alihkan.
Wow! Kenapa saya tidak lakukan itu dari awal ya, tapi seperti kata pepatah lebih baik terlambat menyadari daripada tidak sama sekali. Yes, cara tersebut bisa menyelamatkan keuangan saya pada waktu itu.