Kita semua tahu tentang terlalu percaya diri. Jika saya bertanya kepada kamu, "Apakah kamu terlalu percaya diri?" kamu pasti akan menjawab, "Tidak."
Kita dapat dengan mudah melihat rasa terlalu percaya diri pada orang lain, ironisnya kita tidak bisa melihat rasa tersebut dalam diri kita sendiri.Â
Saya sering melihat banyak orang yang tampaknya terlalu percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri. Jika kita memberi tahu hal ini kepada orang-orang yang menganggap diri mereka di atas rata-rata, mereka akan membalas dengan mengatakan, "Tapi saya benar-benar lebih baik dari orang lain."
Memahami bahwa kita mempunyai keterbatasan dan berani melakukan kritik terhadap diri sendiri adalah kunci untuk mengatasi hard-easy effect dan bergerak maju.
Salam Hangat.
Referensi: Juslin, P., Winman, A., & Olsson, H. (2000). Naive empiricism and dogmatism in confidence research: A critical examination of the hard–easy effect. Psychological review.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H