Contoh di atas adalah salah satu kesalahan logika atau sesat pikir yang disebut dengan “Fallacy of Composition”, yaitu sebuah kondisi di mana keputusan yang dianggap baik dalam skala mikro belum tentu baik jika dilihat dalam skala makro.
Nah, kemampuan untuk mengidentifikasi kesalahan logika pada diri sendiri ataupun orang lain dan untuk menghindari mereka “ngotot" mempertahankan argumennya, adalah keahlian yang bernilai dan semakin langka.
Jadi, sekarang paham kan kenapa berlogika itu penting?
Kesesatan berpikir adalah proses penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah arah, dan menyesatkan. Ini karena disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya.
Biasakan berpikir dengan menggunakan asas-asas sistematis. Biasakan membuat analisis terhadap peristiwa sekitar kita.
Dengan kebiasaan itu pikiran kita menjadi semakin tajam. Kita akan semakin mampu berfikir secara abstrak, cermat, objektif, dan kritis.
Berdasarkan pengalaman perjalanan karier saya selama ini, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan agar kita semakin tepat dalam berlogika.
Ingat, berlogika bukan mempertentangkan kebenaran. Berlogika kita bicara ketepatan. Ada 3 langkah untuk meningkatkan kemampuan berlogika kita sebagai berikut:
1. Berpikir dulu mengenai relevansi suatu hal
Ini dasar utama. Kita harus terbiasa memikirkan terlebih dahulu relevansi suatu permasalahan. Relevansi adalah bagaimana kita mampu melihat secara langsung titik pusat permasalahan.