3. Buat rutinitas positif
Kita dapat menghindari bahaya hyperbolic discounting ini dengan mengurangi dilema memutuskan sesuatu hal sejak awal.Â
Saat kita sudah mengotomatiskan rutinitas positif tersebut, kita mengurangi risiko bahaya hyperbolic discounting karena rutinitas positif ini sudah kita bentuk dan autopilot terulang di masa depan.
Tiga langkah yang memang tidak mudah. Saya yakin akan banyak hambatan, terutama dari otak kita yang lebih suka kenyamanan instan. Kuncinya adalah keberanian untuk berkomitmen terhadap diri kita masing-masing.
Kesimpulan
Otak kita memang tidak pernah diprogram untuk menjadi benar-benar rasional, karena terlalu banyak informasi untuk diproses.Â
Jadi secara tanpa sadar, kita berevolusi untuk memproses informasi secara selektif untuk membuat keputusan dengan cepat.
Namun terkadang proses tersebut tidak berjalan sesuai dengan harapan kita. Proses tersebut terkadang malah membawa kita ke situasi yang tidak menguntungkan di masa depan.
Kita menunda hal-hal di masa depan karena kita berpikir itu mudah. Mudah karena kita berasumsi di masa depan energi dan motivasi kita tidak terbatas.
Namun sayangnya, visi masa depan kita yang sempurna itu tidaklah semudah yang dibayangkan.
Saya ingin mengakhiri artikel ini dengan satu kesimpulan penutup bahwa setelah kita memahami bahwa kebiasaan dapat berubah, kita otomatis memiliki kebebasan dan tanggung jawab untuk mengubahnya kembali.Â