"Ah, bodo amat, tidak bugar itu masalah nanti-nanti saja", otak kita disini mulai terkecoh.
"Ah, di luar mendung, cuaca dingin, lebih enak bersantai", otak kita makin terkecoh.
15 menit kemudian, "Ah, hujan-hujan enaknya memang di rumah saja", selesai sudah. Selamat! Kita sudah benar benar terkecoh.
Bagaimana Cara Mengatasi Hyperbolic Discounting Ini?
Berdasarkan pengalaman saya dan hasil pengamatan terhadap orang-orang yang berhasil mengatasi hyperbolic discounting ini, ada beberapa pendekatan yang bisa saya sarankan sebagai berikut:
1. Buat "diri kita di masa depan" menjadi prioritas
Ini memang sulit. Saya pernah mencobanya dan prosesnya tidak mudah. Tapi saya berhasil membuat komitmen terhadap diri saya sendiri. Saya harus lebih baik dari hari kemarin.Â
Tapi bagi saya lebih baik saya konsisten, menjadi lebih baik secara perlahan daripada tidak sama sekali.
2. Bergabung dengan orang-orang yang punya mindset positif
Misalnya, saya bergabung dengan Kompasiana karena saya melihat value dari para penulis kompasiana ini positif. Membuat saya bergairah menulis.Â
Bagi saya menulis 10 menit lebih baik daripada saya menghabiskan satu gorengan bakwan di pagi hari.