Itu semua adalah bias kognitif yang mengecoh otak kita. Bias yang sangat berbahaya, karena kita menjadi seakan-akan hanya hidup di masa sekarang.
Padahal kita tahu semua kebiasaan positif tadi, mulai dari bangun pagi, kemudian olahraga dan tidak makan junk food, adalah penghargaan bagi diri kita sendiri di masa depan.
Penghargaan dalam bentuk tubuh yang bugar, jantung yang sehat dan bisa menikmati masa depan yang lebih baik.
Selain itu, hal yang terburuk adalah kita tidak sadar bahwa masa depan itu bukan hanya milik kita. Masa depan kita juga adalah milik orang-orang yang kita sayangi.
Selain membahayakan diri kita di masa depan, hyperbolic discounting ini juga dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang buruk, karena mendorong mengambil keputusan yang impulsif dan instan.
Apalagi otak kita memang cenderung suka hal-hal yang sifatnya instan dan jangka pendek. Secara naluriah, hal ini akan membuat kita mengabaikan penghargaan jangka panjang.
Coba sekarang kita bayangkan contoh lain, merokok. Kebiasaan yang satu ini memang memberikan aliran dopamin yang menyenangkan, tapi tanpa sadar kita mempertaruhkan kesehatan masa depan.Â
Belum lagi timbul masalah baru, kecanduan nikotin. Padahal saya yakin kita tahu bahwa merokok itu memang berbahaya, tapi kita tetap saja melakukannya.
Menurut saya ini semua bermuara pada satu pandangan bahwa "diri kita sekarang" dan "diri kita masa depan", adalah dua orang yang berbeda.
Itulah mengapa lebih nyaman menunda lari pagi. Lebih menikmati junk food daripada kesehatan jantung.