Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Kita Memilih Penghargaan Yang Instan?

23 Mei 2021   08:23 Diperbarui: 17 Juni 2021   21:29 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menatap Masa Depan. Sumber: Foto oleh Benjamin Davies di Unsplash

Contoh saya mendadak malas bergerak untuk berolahraga di pagi hari, adalah salah satu contoh dimana saya lebih menyukai kenikmatan instan. Saya memilih bersantai daripada olahraga. 

Padahal otak saya tahu persis, kalau saya olahraga maka dalam jangka panjang akan menjadi lebih bugar.

Saya berikan contoh lain, misalnya kebiasaan menabung. Kita semua tahu persis bahwa kebiasaan menabung itu jauh lebih baik daripada kebiasaan boros dan impulsif.

Tapi kenapa saya dan mungkin orang-orang lain memilih untuk melakukan pemborosan dan pembelian impulsif, padahal saya tahu sifat boros itu tidak bermanfaat positif di masa depan.

Bagaimana Cara Kerja Hyperbolic Discounting Ini?

Premis dasarnya adalah tanpa kita sadari banyak sekali keputusan penting tentang kesehatan, kebugaran, keuangan, dan karier kita, dipengaruhi oleh hyperbolic discounting ini. 

Saya ulangi, banyak sekali. Berita buruknya adalah kebanyakan dari kita tidak sadar. Otak kita terkecoh oleh salah satu anggota keluarga besar bias kognitif yang paling berbahaya ini. 

Kenapa saya katakan paling berbahaya? Karena semua pilihan-pilihan tersebut akan menyangkut pertukaran kesenangan dan kenikmatan instan untuk kebaikan masa depan kita.

Ketika kita menunda-nunda, kita memilih kepuasan instan untuk menikmati waktu saat ini daripada penghargaan di masa depan. 

Kita memilih menikmati menunda olahraga di pagi hari daripada bugar di masa depan. Kita memilih menikmati junk food daripada jantung sehat di masa depan. 

Kita memilih terlihat kaya dan keren saat ini daripada tabungan di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun