Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Kita Sulit Sekali Mengubah Kebiasaan Buruk?

17 Mei 2021   07:29 Diperbarui: 17 Mei 2021   22:36 2469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita baik (atau berita buruk)-nya adalah habit loop ini pada akhirnya akan sering terjadi secara otomatis, meskipun kita mungkin membuat pilihan sadar untuk melakukan tindakan itu. Sebagai contoh:

“Saya tidak fokus, jadi saya akan merokok dulu” atau "Saya bosan, jadi saya akan bermain medsos dulu."

Menyikat gigi setelah sarapan, misalnya, memberi kita penghargaan dengan mulut yang bersih dan segar dan tidak perlu lagi minder dengan lawan bicara. 

Kebiasaan mengirim pesan kepada pasangan kita saat kita terlambat memberi kita penghargaan berupa hubungan yang lebih baik.

Banyak sekali contoh-contoh positif dan sekaligus contoh negatif di sekitar kita. Semuanya tergantung dari cara kita memandang kebiasaan tersebut. 

Bagi saya yang terpenting adalah kebiasaan kita masih sejalan dengan norma-norma sosial yang berlaku universal.

Ada banyak penelitian tentang perubahan kebiasaan, dan banyak strategi yang dapat membantu kita berhenti dari rutinitas yang buruk. Tetapi kebanyakan penelitian setuju bahwa kita dapat mengisolasi dan menghindari pemicu kebiasaan buruk kita.

Yang berarti secara signifikan akan meningkatkan peluang kita untuk menghentikan kebiasaan itu.

Bagaimana Cara Memecahkan Kebuntuan Habit Loop Ini?

Karena hampir semua habit loop itu sangat tergantung dari lingkungan, maka memperbaiki circle sosial kita menjadi lebih penting daripada hanya sekedar keinginan berubah.

Saya tidak mengatakan bahwa keinginan berubah tidak perlu ada. Yang ingin saya tekankan di sini adalah bahwa dari pola habit loop di atas kita perlu menghindari dan memperbaiki atau malah menghilangkan pemicu dari habit loop tersebut. Terutama pemicu habit yang negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun