Ketika mendengar kata durian, apa yang ada dalam pikiran kalian? Ya, durian adalah salah satu buah yang menjadi favorit bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia. Sesuai namanya, buah durian memiliki kulit yang keras dan berduri. Inilah yang menjadi ciri khas dari durian itu sendiri.Â
Durian memiliki aroma yang sangat menyengat, yang mana membedakannya dengan buah lain. Dan aroma inilah yang membuat beberapa orang tidak menyukai nya. Akan tetapi, dibalik itu semua durian tetap menjadi buah favorit karena banyak penggemarnya.Â
Selain dimakan langsung, buah durian bisa menjadi olahan yang tentunya menggugah selera. Durian bisa diolah menjadi berbagai macam jenis makanan, mulai dari pancake durian, es krim, martabak, serabi, nastar, hingga tempoyak.
Teman teman sekalian pasti masih asing bukan, dengan yang namanya tempoyak? Apalagi bagi masyarakat awam yang hanya mengetahui olahan-olahan durian yang biasa saja atau yang banyak dijual di pasaran. Sebenarnya apa itu tempoyak?Â
Menurut id.m.wikipedia.org, tempoyak adalah makanan khas suku Melayu yang tinggal di Pulau Sumatra dan Pulau Kalimatan. Tempoyak ini terbuat dari buah durian yang melalui proses fermentasi.
Berbicara mengenai fermentasi, juga menjadi awal pembuatan tempoyak ini. Dimana durian yang hanya bisa bertahan 3-5 hari setelah matang, membuat orang-orang ingin memperlama masa simpannya dengan cara fermentasi.
Tempoyak sendiri sangat terkenal di wilayah Sumatra dan Kalimantan. Khususnya masyarakat yang tinggal di daerah Aceh, Palembang, Padang, Jambi, Bengkulu, Lampung, sampai dengan Kalimantan Barat (Pontianak). Tidak heran jika masyarakat yang tinggal di daerah tersebut dapat membuat tempoyak dengan cita rasa yang enak dan yang sesuai dengan warisan nenek moyang.
Cita rasa yang dimiliki tempoyak sangat khas, yaitu rasa yang asam. Rasa asam ini berasal dari proses fermentasi yang terjadi pada daging buah durian. Daging buah darian yang sudah melalui proses fermentasi akan memiliki tekstur yang lembut dan tentunya lunak, bentuknya sudah tidak lagi padat dengan warna putih sampai kekuningan, serta ada serat halus di dalamnya.
Membuat tempoyak pun sangat mudah, semua bisa mencobanya dengan langkah langkah berikut ini.
1. Kita siapkan daging buah durian yang sudah matang. Untuk jenis durian nya pun bebas, tidak harus durian montong yang memiliki kualitas rasa dan kualitas yang bagus
2. Pisahkan daging buah durian dengan bijinya agar proses fermentasi dapat berhasil
3. Jika sudah menjadi daging buah durian utuh, berilah garam yang bermanfaat untuk mempercepat proses fermentasi. Lebih banyak garam yang diberikan, maka semakin baik pula masa simpan dari tempoyak itu
4. Durian yang sudah ditambahkan garam dimasukkan ke dalam wadah yang tentunya kedap udara. Jangan lupa untuk menutup wadah nya rapat-rapat
5. Simpan pada suhu ruang dengan kira-kira suhunya 20-25C selama satu minggu lamanya, atau 3-5 hari. Setelah itu, tempoyak siap untuk dinikmati.
Tempoyak yang sudah melalui proses fermentasi dapat dimakan atau dinikmati secara langsung tanpa tambahan apapun. Tempoyak yang dimakan langsung tentunya memiliki rasa keasaman yang tinggi dan aroma menyengat. Oleh karena itu, untuk memberikan cita rasa yang lebih nikmat kita bisa mengolah tempoyak menjadi olahan pelengkap nasi yang sangat sedap atau tambahan lauk makan. Tempoyak biasanya akan diolah menjadi bumbu penyedap dalam pembuatan sambal dan penyedap masakan lainnya seperti gulai dan pepes ikan air tawar.
Yang paling banyak ditemui adalah sambal tempoyak yang dimana ibu-ibu ketika memasak akan menyiapkan bumbu seperti bawang putih, bawang merah, cabai. Semuanya dihaluskan dan dimasak. Jangan lupa untuk menambahkan gula dan masukkan tempoyak yang sudah melalui proses fermentasi sebelumnya. Aduk dengan merata sampai sambal tempoyak siap dihidangkan.Â
Di samping sebagai makanan yang lezat, ternyata tempoyak juga memiliki beberapa manfaat loh. Dilansir dari goodnewsfromindonesia.id, tempoyak dapat menjaga sistem pencernaan tubuh, memperlancar BAB, dan menjaga kekebalan tubuh. Meski memiliki banyak manfaat, jangan konsumsi tempoyak secara berlebihan karena dapat menyebabkan perut mual dan kepala pusing.
Tempoyak yang melalui proses fermentasi yang benar, dapat bertahan sampai satu tahun lamanya. Dengan catatan disimpan di dalam freezer. Semakin lama dan semakin baik proses fermentasinya, maka semakin lama pula masa simpannya.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, tempoyak yang menjadi makanan khas suku Melayu di daerah Sumatra dan Kalimantan pasti sudah tidak asing lagi di daerah tersebut. Berbeda lagi saat di Jawa, masyarakat daerah Jawa masih terasa asing dengan yang namanya tempoyak. Dimana tempoyak sendiri masih belum dikenal oleh masyarakat luas.Â
Di Kalimantan dan Sumatra, tempoyak sudah menjadi makanan yang mempunyai keistimewaan di hati masyarakat karena cita rasanya yang nikmat yang tentunya telah teruji secara turun temurun. Banyak dihidangkan saat hari hari besar maupun saat musim durian tiba. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda yang mewarisinya, kita kenalkan pada masyarakat Jawa dan juga yang lainnya. Agar semua bisa turut merasakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H