Kemiskinan seakan-akan menjadi momok yang mengerikan bagi negara terutama negara kita Indonesia. Pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin bagaimana cara meminimalisir kemiskinan itu, baik itu menggunakan jamsostek di bidang kesehatan, BOS, bidikmisi di bidang pendidikan dan lain-lain, tetapi itu hampir tidak merubah posisi kemiskinan menjadi menurun walaupun ada sedikit tingkat penurunan kemiskinan yaitu 0,7 persen pada tahun 2012-2013 (The World Bank, 22 September 2014 : Penurunan Kemiskinan di Indonesia Melambat, Ketimpangan Meningkat).
Program-program pemerintah untuk menurunkan persentase kemiskinan sebenarnya sudah cukup banyak, tetapi kenapa hanya sedikit hasil penurunannya ?? salah satunya karena program-program tersebut tidak merata ke sektor-sektor wilayah, pemerintah belum sepenuhnya melihat keseluruh daerah dimana terdapat kemiskinan. Dan apa sebaiknya yang harus dilakukan ?? jawabannya yaitu dengan cara mengidentifikasi siapa yang dikatakan miskin dan dimana dia berada, agar program-program itu terlaksana secara merata dimana yang miskin-miskin tidak akan semakin terpuruk dengan kemiskinannya dan program itu tidak akan sia-sia dilaksanakannya. Untuk mengetahui dimana si miskin tersebut miskin dalam arti miskin yang sebenar-benarnya salah satunya bisa diketahui dengan mengetahui karakter geografisnya.
Disamping itu buakan hanya pemerintah saja yang menjadi tumpuhan tuduhan-tuduhan dari kemiskinan masyarakat di negara tetapi juga faktor dari masyarakat itu sendiri yang memperlambat penurunan persentase kemiskinan. Menurut Hartomo dan Aziz dalam Dadan Hudyana (2009:28-29) salah satu faktor penyebab timbulnya masalah kemiskinan yang dihadapi oleh negara Indonesia adalah :
1). Pendidikan yang Terlampau Rendah
Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk dalam dunia kerja.
2). Malas Bekerja
Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.
3). Keterbatasan Sumber Alam
Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering dikatakan masyarakat itu miskin karena sumberdaya alamnya miskin.
4). Terbatasnya Lapangan Kerja
Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagi masyarakat. Secara ideal seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerja baru sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil kemungkinanya bagi masyarakat miskin karena keterbatasan modal dan keterampilan.
5). Keterbatasan Modal
Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapi alat maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan.
6). Beban Keluarga
Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak anggota keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup yang harus dipenuhi.
Pada intinya tidak ada yang akan saling menyalahkan tentang permasalahan kemiskinan di Indonesia tetapi bagaimana setiap individu ataupun masyarakat Indonesia introspeksi diri sendiri agar lebih baik dan tentunya membawa negara kita menuju kesejahteraan yang baik pula. Entah kesejahteraan itu akan datang dalam jangka waktu panjang atau pendek, yang pasti semuanya itu butuh proses, tidak serta merta kemiskinan akan hilang dari negara Indonesia. Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo A. Chaves mengatakan, “Mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan akan menjadi tantangan paling penting bagi Pemerintah Indonesia mendatang. Dengan melakukan implementasi kebijakan-kebijakan publik yang efektif, demikian dengan kemitraan sektor swasta dan organisasi masyarakat sipil, Bank Dunia yakin, Indonesia akan membuat kemajuan yang substansial. Mengentaskan kemiskinan dan berbagi kesejahteraan merupakan misi Bank Dunia, dan kami akan mendukung pemerintahan baru dalam mencapai tujuan-tujuan ini.“
Yang beliau Rodrigo A. Chaves katakan adalah “mengentaskan kemiskinan” bukan menghilangkan kemiskinan, kenapa ??? memang kemiskinan di Indonesia itu tidak dapat diselesaikan begitu mudahnya dengan menghilangkannya tetapi kata-kata yang memang tepat disini adalah mengentaskannya. Mengentaskan sedikit demi sedikit dan lama-lam menjadi bukit, pastilah semuanya ada proses tersendiri, proses terkait dengan adanya tahapan dan tahapan-tahapan harus dilakukan secara berurutan dan tidak dengan mudahnya kita bisa menghilangkannya. Jadi saling mengingatkan untuk saling bersabar di dalam introspeksi diri agar Indonesia menjadi negara yang sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H