Mohon tunggu...
Dhammananda Justin Yu
Dhammananda Justin Yu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Kanisius

Belajar, belajar, kerja, kerja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jakarta Top Dunia dalam Kualitas Udara Terburuk

8 November 2024   22:18 Diperbarui: 9 November 2024   21:34 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Udara itu berdampak pada kesehatan satu negara, maka jelas ini mendesak. Tapi perlu jauh-jauh memikirkan tindakan preventif pandemi selanjutnya. Tak disadari aja bahwa udara yang memburuk membunuhmu perlahan-lahan.

Kebiasaan yang Mempersulit Keadaan

Tepat 3 hari lalu saya berkunjung ke Bogor untuk sebuah acara. Pada pagi hari, waktu menunjukkan 5.30 WIB, semua terkesan biasa saja. Perjalanan berjalan begitu baik. Berkegiatan satu harian, hari yang sedikit sejuk dan pasca terjadi hujan kini menunjukkan pukul 5 sore. Jarang-jarang saya menggunakan kereta. Sempat saya terpikir mendapatkan tempat duduk yang nyaman. 

Pandangan pertama yang menyambut saya saat kereta melewat amat traumatis: orang-orang memenuhi kereta sampai muka dan tubuh mendesak pada pintu. Tempat transportasi yang sedemikian terbatas diisi oleh begitu banyak orang. Sudah tau begini, tidak bisa disalahkan saya rasa, orang-orang yang memiliki uang lebih untuk mengendarai mobil pribadi. 

Belum lagi polusi berasal dari sumber-sumber tidak jelas dan tak berguna lain. Jumlah perokok di Indonesia adalah masalah besar yang sudah mengakar dari kecanduan. Anak-anak kecil terpapar rokok dan terus memakainya sampai tua. Gaya hidup masyarakat yang suka sekali merokok atau menggunakan vape, bahkan mayoritas memakai dua duanya, tidak sama sekali membantu situasi ini. 

Disampaikan oleh Eoleaf bahwa dalam satu tahun, rokok melepaskan 2,6 miliar kilogram karbon dioksida dan 5,2 miliar kilogram metana per tahun dalam skala global. Begitu dirugikannya orang-orang yang tak merokok...menyumbang tidak tapi tersakiti iya.

Dampak Jangka Panjang dari Paparan Polusi Udara

Studi selalu menyampaikan bahwa paparan jangka panjang polusi udara itu berkaitan erat dengan masalah kesehatan kronis yang berkembang di usia apapun: asma, bronkitis, kanker paru-paru, dan macam-macam lain yang bisa terjadi. Bukan itu saja pula. Polusi udara yang berbahaya mempengaruhi perkembangan otak anak-anak, menurunkan kapasitas kognitif, dan menjadikan "Indonesia Emas 2045" hanya impian. Kondisi tak bisa kita biarkan berlanjut seperti ini. Ini adalah ancaman yang mengintai seluruh lapisan masyarakat, tanpa pandang bulu.

Sebagai seorang pelajaran di Ibu kota, di Menteng lebih tepatnya, asap polusi bukan lagi hal yang mengejutkan. Kadangkala di pagi hari, kabut-kabut tampak terlihat di sekitar. Asap hitam dari motor dan mobil yang memenuhi Menteng Raya berhamburan kepada lingkungan sekitar. Hal ini tampak terutama di pagi hari dan sore hari, ketika jalan raya dipenuhi begitu banyak kendaraan.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Masalah apapun pasti ada solusi. Meski rumit dan membingungkan, tetapi selalu ada penyelesaiannya melalui langkah-langkah kecil :

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun