Demam Berdarah merupakan penyakit yang bisa berakibat fatal. Namun, sebenarnya tidak hanya DBD yang bisa dibawa oleh nyamuk. Menurut the World Mosquito Program, berbagai spesies nyamuk bisa membawa penyakit yang dikenal sebagai mosquito-borne diseases atau penyakit-penyakit dengan disease vector suatu nyamuk.Â
Dalam keilmuan Epidemiology, vector merupakan perantara tersebarnya penyakit. Beberapa penyakit berbahaya lain tersebar melalui nyamuk, seperti Zika, Chikungunya, dan Yellow Fever (demam kuning) yang mungkin tidak terlalu umum di Indonesia dibandingkan DBD.
Bagaimana caranya nyamuknya tak sakit? Proses penyebaran penyakit-penyakit vector ini memang tidak merugikan bagi hewan yang ditumpanginya, karena itu nyamuk yang terinfeksi itu tidak sakit, tetapi bisa menyebarkan penyakit itu. Hal ini karena siklus perkembangan penyakit yang unik terjadi dalam tubuh nyamuk.Â
Diagram di bawah merupakan contoh dari penyakit Malaria yang memiliki siklus perkembangan penyakit menyerupai DBD. Proses dalam tubuh nyamuk meliputi perkembangan spora-spora bakal penyakit, komponan yang hanya akan teraktivasi saat berada dalam tubuh manusia.Â
Upaya untuk menghentikan perkembangan penyakit dalam nyamuk telah melalui banyak cara terutama menghambat perkembangan nyamuk itu sendiri. Contohnya, upaya melakukan fogging, menjaga kebersihan lingkungan dengan mencegah terbentuknya genangan air, serta memastikan sumber air mengalir agar tidak menjadi tempat bibit nyamuk. Kebiasaan hidup sehari-hari juga penting seperti memakai lotion anti-nyamuk dalam dinamika diluar rumah. Â Akan tetapi, metode itu perlu dikembangkan lebih jauh.
Genetically Modified Mosquito (GMM) merupakan sebuah inovasi bioteknologi yang memiliki potensi sangat besar mengatasi penyebaran penyakit melalui nyamuk. Menurut CDC, modifikasi nyamuk spesies Aedes aegypti secara genetika merupakan potensi pemanfaatan rekayasa genetika yang sangat besar.Â
Nyamuk yang dijadikan sampel memanfaatkan dua modifikasi. Self-Limiting Gene merupakan tambahan genetik nyamuk yang mencegah nyamuk berjenis kelamin betina yang dilahirkan untuk bertumbuh sampai dewasa. Sebuah Fluorescent marker gene merupakan bagian genetik yang menampilkan warna ketika diaktivasi. Kombinasi kedua komponen ini bisa menurunkan populasi nyamuk Aedes aegypti. Bagaimana caranya?Â
Caranya, menyebarkan lebih banyak nyamuk ke tempat umum! Eits....bukan nyamuk biasa! Nyamuk yang sudah dimodifikasi dikembangbiakkan dalam sebuah lab. Jumlah yang disebarkan bisa sampai jutaan.Â
Berbeda dengan nyamuk Wolbachia yang memanfaatkan bakteri tak berbahaya untuk hidup dalam inangnya, nyamuk yang dimodifikasi secara genetika memiliki sisi baik dan buruknya. Pertama, banyak hewan menjadikan nyamuk sebagai sumber makanannya. Eradikasi populasi nyamuk bisa mengganggu kestabilan lingkungan hidup di suatu wilayah.