Mohon tunggu...
Dhammananda Justin Yu
Dhammananda Justin Yu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Kanisius

Belajar, belajar, kerja, kerja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Biaya Pendidikan Naik Terus: Bagaimana Caranya Mayoritas Orang Bersekolah?

19 Mei 2024   16:42 Diperbarui: 22 Mei 2024   07:24 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peningkatan biaya pendidikan di Indonesia (Kompas.id)

Education is the most powerful weapon which you can use to change the world. - Nelson Mandela

Tingkat kependidikan seseorang berpengaruh dalam segala aspek kehidupannya. Semakin berpendidikan seseorang, tentu kesempatan dan peluang yang Ia dapatkan sepanjang hidupnya akan meningkat. Human Capital Index (HCI) merupakan sebuah index komparatif yang diukur secara rutin oleh World Bank. Nilai HCI menunjukkan indikator kesehatan dan pendidikan seorang anak yang dilahirkan pada saat ini dari skala 0 sampai dengan 1. Semakin tinggi nilai tersebut, maka kualitas hidup seseorang termasuk pendidikan yang Ia peroleh dikatakan berkualitas.

Human Capital Index vs. GDP per capita, 2020 (sumber: ourworldindata.org)
Human Capital Index vs. GDP per capita, 2020 (sumber: ourworldindata.org)

Human Capital Index memperlihatkan banyak sekali keterkaitan pendidikan dan kesehatan dengan kemakmuran suatu negara. GDP (Gross Domestic Product) atau secara singkat, pemasukan negara secara keseluruhan, adalah perhitungan kumulatif kondisi finansial suatu negara. Grafik menampilkan bahwa nilai GDP dan HCI bersifat linear dan saling memengaruhi satu sama lain. Sifat ini menunjukkan bahwa tingkat kependidikan masyarakat yang tinggi menghasilkan pula penghasilan nasional yang lebih tinggi. Maka, tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat pendidikan seseorang sangat penting.

Sayangnya, tingkat pendidikan di Indonesia masih belum merata dalam bidang yang berbeda-beda. PISA (Program of Internasional Student Assessment) merupakan sebuah penelitian yang mengevaluasi keterampilan dasar siswa-siswi antar negara di berbagai negara di dunia. Evaluasi ini dilakukan dalam tiga cabang yaitu matematika, sains, dan membaca. Pada tahun 2022, penelitian ini mengukur 81 negara, salah satu diantaranya adalah Indonesia. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat 11, dari bawah atau dari 81 negara yang diuji. Hal ini berarti Indonesia berada pada peringkat-70.

Rata-Rata Hasil Matematika, Literasi, dan IPA Beragam Negara dalam Penelitian PISA 2022 (sumber: OECD.org)
Rata-Rata Hasil Matematika, Literasi, dan IPA Beragam Negara dalam Penelitian PISA 2022 (sumber: OECD.org)

Tingkat kependidikan Indonesia masyarakat Indonesia juga belum merata. Menurut katadata, persebaran pendidikan di Indonesia belum memiliki mencapai hasil maksimal. Mayoritas masyarakat menempuh pendidikan  sampai dengan tingkat SMA. Tetapi kedua, mayoritas bersekolah hanya sampai tingkat SD. Proporsi masyarakat yang berkuliah hanya mencapai 10% dari masyarakat Indonesia. Bila dibandingkan negara lain, jumlah ini masih perlu ditingkatkan.

Persentase Penduduk Berumur 15 tahun Ke Atas menurut Daerah, Jenis Kelamin, dan Jenjang Pendidikan tertinggi Yang Ditamatkan (sumber: bps.go.id)
Persentase Penduduk Berumur 15 tahun Ke Atas menurut Daerah, Jenis Kelamin, dan Jenjang Pendidikan tertinggi Yang Ditamatkan (sumber: bps.go.id)

Proporsi Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Penduduk Usia 15 tahun ke Atas (Maret 2023) (sumber: katadata.co.id)
Proporsi Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Penduduk Usia 15 tahun ke Atas (Maret 2023) (sumber: katadata.co.id)

Pendidikan hingga sarjana sudah seharusnya menjadi hak seluruh warga negara Indonesia. Oleh sebab itu, biaya pendidikan yang terjangkau merupakan tugas utama pemerintah. Namun, beberapa tahun terakhir, biaya pendidikan di Indonesia justru mengalami peningkatan yang besar.  Universitas negeri yang dikelola oleh pemerintahan, awalnya jauh lebih terjangkau dibandingkan universitas swasta yang memang lebih mahal. Akan tetapi, belakangan ini, hal tersebut mulai berubah karena berbagai macam perubahan dalam tata tertib dan harga.

UKT (Uang Kuliah Tunggal) merupakan biaya yang harus dibayarkan oleh mahasiswa yang mengikuti kuliah. Biaya yang perlu ditanggung pun berbeda-beda, sesuai dengan kemampuan ekonomi mahasiswa. Penerapan sistem ini membuat mahasiswa dimana pun berada dapat memperoleh pendidikan berkualitas sesuai dengan kemampuan finansial mereka masing-masing. Pertama kali tertuang dalam Permendikbud No. 55 tahun 2013, peraturan ini direvisi kembali dalam Permenristekdikti No. 25 tahun 2020 mengenai biaya operasional pendidikan tinggi di seluruh Indonesia.

Penerapan UKT merupakan sistem subsidi silang, yang berarti biaya yang dikenakan berbeda-beda antar mahasiswa. UKT ini bernama UKT Berkeadilan, dengan biaya bahkan dari nol rupiah sampai dengan 20+ juta rupiah setiap semester. Penerapan sistem ini telah terbukti sebagai sistem yang efektif bagi banyak mahasiswa sejak pertama kali diterapkan tahun 2013. Namun, perubahan kebijakan dan hasil dari revisi tahun 2020 membawa banyak perubahan beberapa tahun kebelakang yang menyulitkan banyak pihak.

Biaya dalam UKT terbagi dalam beberapa kelompok yang dinamai kelompok 1, kelompok 2, dan seterusnya. Kelompok ini merupakan rentang biaya atau harga yang dikenakan kepada mahasiswa dalam Perguruan Tinggi Negara (PTN) di Indonesia. Perguruan tinggi yang berbeda tentu memiliki rata-rata biaya yang beragam pula. Tetapi, fenomena peningkatan biaya secara nasional ini tidak dapat dipungkiri memengaruhi semua universitas.

Peningkatan biaya pendidikan di Indonesia (Kompas.id)
Peningkatan biaya pendidikan di Indonesia (Kompas.id)
Biaya UKT universitas negeri yang terus meroket, ditambah dengan berbagai syarat KIP (Kartu Indonesia Pintar) yang semakin dipersulit menambah beban para calon mahasiswa. Sekarang, biaya uang pangkal atau biaya masuk membebani mayoritas masyarakat yang tidak memiliki kemampuan finansial mencukupi hal tersebut. Akibatnya, mereka harus memutuskan tidak kuliah yang pada akhirnya akan menimbulkan efek beruntun, yaitu tingkat kependidikan rendah yang menyebabkan tingkat kemakmuran masyarakat Indoensia menurun dalam generasi mendatang.

Permasalahan yang sedang dialami saat ini bukan total biaya yang meningkat. Kutipan dari berita CNN, plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Tjitjik Sri Tjahjandrie mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan jumlah kelompok. Di sisi lain, ada pula PTN yang perbedaan antar kelompok UKT nya sangat besar. Sebagai contoh, artikel ini akan membahas UKT dalam salah satu PTN yang paling dikenal yaitu Universitas Indonesia. Gambar di bawah didapatkan dari website Universitas Indonesia. Terlihat bahwa rentang antara UKT kelompok 2 dan 3 sangat besar dibandingkan dengan biaya lainnya. Terjadi lonjakan dari satu juta rupiah menjadi 12 juta dan lima ratus ribu rupiah.

Uang Kuliah Tunggal (UKT) & Iuran Pengembangan Institusi (IPI) (sumber: Website Universitas Indonesia)
Uang Kuliah Tunggal (UKT) & Iuran Pengembangan Institusi (IPI) (sumber: Website Universitas Indonesia)
Kenaikan biaya perguruan tinggi yang tidak masuk akal ini dapat dilihat dan dibandingkan dengan biaya-biaya dari beberapa tahun lalu seperti dalam grafik. Sesuai dengan inflasi, terjadi peningkatan perlahan-lahan beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, seperti contoh di atas, terdapat trend baru yang terlihat yaitu peningkatan rentang biaya. Hal ini tentu membuat seseorang yang ingin berkuliah semakin sulit lagi dan jarak kondisi ekonomi dan literasi antar masyarakat semakin jauh.
Trend ini juga didukung oleh berbagai sumber bahwa biaya pendidikan PTN justru mengalami peningkatan, sedangkan biaya pendidikan universitas swasta justru menurun. Sumber seperti katadata menampilkan hal ini bila dibandingkan tahun 2018 dengan 2021 yang lalu. Maka dapat disimpulkan, selain penggolongan kelompok yang semakin sejauh, total pengeluaran yang ada juga ikut meningkat.

Rata-Rata Total Biaya Kuliah di Indonesia (2018-2021) (sumber: katadata.co.id)
Rata-Rata Total Biaya Kuliah di Indonesia (2018-2021) (sumber: katadata.co.id)

Penyelesaian Masalah
Untuk mengatasi biaya kuliah yang meningkat, tidak ada satu jawaban pasti. Ada banyak metode dan cara yang bisa dilakukan. Pertama, pemerintah bisa meningkatkan dukungan terhadap pendidikan. Biaya pendidikan pastinya tidak murah, tetapi agar bisa meningkatkan SDM pada generasi mendatang, pemerintahan harus bertindak sekarang. Kedua, perubahan kebijakan UKT bisa dilakukan agar biaya yang perlu ditanggung mahasiswa berkurang. Hal lain tentu bisa memengaruhi.
Tentunya, pendidikan yang bisa diakses siapapun merupakan syarat yang sangat penting. Pemerintahan sebagai pengelola universitas negeri yang menampung banyak mahasiswa harus mencari cara menurunkan beban yang dikenakan pada mahasiswa. Dalam kondisi finansial dunia yang sulit untuk semua pihak, dana dan dukungan terhadap pendididikan masyarakat Indonesia tak boleh dialokasi ke dalam bidang-bidang lain. Hanya dengan cara seperti itu, Human Capital Index Indonesia akan meningkat dan Indonesia mampu menyambut Indonesia Emas 2045.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun