Dia harus mengusahakan anggota keluarganya sehat dari makanan-makanan yang dibuatnya sendiri dan mengerti apa yang suami dan anak-anaknya perlukan. Sedangkan tidak semua wanita jaman sekarang mengerti hal tersebut bahkan kadang kala asisten rumah tangga lebih tau keadaan di rumah atau tempat-tempat untuk menyimpan barang karena mungkin wanita jaman sekarang sibuk dengan kegiatan di luar rumah seperti bekerja, tapi kembali lagi saya tegaskan bahwa tidak semua wanita jaman sekarang seperti itu.Â
Sudah saya singgung di awal tadi wanita jaman dulu susah sekali izin kepada orangtuanya  untuk melanjutkan sekolah atau kuliah karena, mereka harus dapat membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan membantu masak sebagai bekal pengetahuan mereka saat menjadi seorang istri nantinya.
Seperti yang saya sudah jelaskan di atas sangat beda sekali antara wanita dan laki-laki, menurut saya wanita jaman dulu itu terlalu dikekang dan tidak boleh melakukan banyak hal dan laki-laki sangat mendominasi sekali sedangkan wanita hanya dipandang sebelah mata. Maka dari itu muncul lah gerakan feminism, menurut Wikipedia feminism adalah serangkaian gerakan social, gerakan politik, dan ideology yang memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendefinisikan, membangun, dan mencapai kesetaraan gender di dalam semua aspek seperti lingkup politik, ekonomi, pribadi, dan sosial.Â
Gerakan feminisme ini muncul karena wanita menganggap tidak diperlakukan secara adil di dalam masyarakat, upaya untuk mengubahnya termasuk dalam memerangi strereotipe gender serta berusaha membangun peluang pendidikan dan professional yang setara dengan laki-laki. Gerakan ini menyuarakan tentang hak-hak perempuan, termasuk hak untuk memilih, memegang jabatan politik, bekerja, mendapatkan upah yang adil dan masih banyak lagi.
Di Indonesia sendiri menurut saya sudah berkurang pemahaman bahwa wanita tidak bisa apa-apa atau tugasnya hanya berdiam diri saja di rumah, bisa di lihat dari wanita yang terpilih menjadi menteri di Indonesia. Di antaranya adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, dan masih banyak lagi menteri atau mantan menteri wanita di Indonesia.
Maka dari itu wanita mau jaman dulu atau jaman sekarang sama-sama harus di hormati, tidak boleh menyepelekan tugas atau peran seorang wanita. Tidak hanya perempuan saja laki-laki pun sama halnya, sedikit apapun perjuangan seseorang harusnya kita menghargai bukan malah menyepelekan perjuangan seseorang karna dibalik perjuangan itu kita tidak pernah tau apa yang dia relakan untuk hanya sekedar membuat kita senang.Â
Saya mendapat cerita ketidaksetaraan gender ini dari ibu saya sendiri yang tidak diperbolehkan untuk melanjutkan kuliah melainkan diarahkan untuk langsung menikah, beliau menceritakan kepada saya kalau orangtua nya bahwa "kalau kamu kuliah nanti ujung-ujungnya bakal jadi ibu rumah tangga." Karena ibu saya tidak ingin membantah orangtua nya maka beliau mengikuti kata-kata orangtuanya padahal disisi lain beliau sangat ingin sekali melanjutkan kuliah seperti teman-temannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H