Mohon tunggu...
Nanda Nuriyana SSiTMKM
Nanda Nuriyana SSiTMKM Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi dan Akademisi

BERTUGAS DI RUMAH SAKIT dr FAUZIAH BIREUEN BAGIAN KONSELOR HIV AIDS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Buram di Lingkaran Halo

29 November 2023   23:46 Diperbarui: 30 November 2023   00:23 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bening di matamu menyinari hati, mengerjap bagaikan kolase bintang timur

Kilauan memikat di setiap tatapan, kini redup menyiratkan cerita

Netra menggores rahasia dalam sepi, menemukan jejak abu-abu, karangan puisi cinta terukir lugas

Dalam gelap sosok mata menerobos bayangan pekat merayap memenuhi sudut hati tak ada kerlipan di sana, cerita sunyi

Malam tak kunjung berakhir, membisu terus menggema

Puisi gelap melingkari pikiran seperti kabut hitam yang menggelayut lukisan benak mati

Seiring kunang-kunang muncul titik pandang pun mengerucut

Akankah  terbitnya pagi tersembunyi di balik awan menyelimuti embun

Menemani bintik berpendar mengintip di balik rembulan nan malu-malu berseri

Dalam senyap, menyimpan riwayat terpendam diam-diam berkisah tentang waktu

Mencuri cahaya, menyelinap di antara sisi bola mata, mengukir jejak palung buram

Membelai manik redup, serasa memahami kisah getaran sebuah jendela menembus ruang dimensi, merajut arti dalam kebisuan

Glaukoma menyerang, arsiran memucat tiba menghitung lingkaran kabut tebal menyelimuti pandangan

Menyanggah belahan tak jua kedip, melawan perang hati tanpa suara

Atma meronta ketika titik cahaya menjauh, hilang dalam misteri malam bermain ketidakpastian

Glaukoma, si pencuri kejernihan langit mata

Perlahan merembes bias kabut menghampiri terbersit titik bianglala

Sebuah dilema, meski buram membuncah harapan

Glaukoma pencuri cahaya di mata, merayap tanpa aba-aba, tak terlihat datangnya

Mengaburkan pandangan kedip dari tekanan bola mata

Menggerogoti diam-diam, merayap perih

Langit mata berembun berkabut putih, menemui siluet

Puisi hati terpahat pada Glaukoma, peluk gelap memudarkan sinar

Pencuri tak berwajah, sadis kehadirannya

Menyita warna dalam lukisan pucat

Terkurung dalam intuisi

29 November 2023

Kota Bambu Selatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun